Sukses

Studi: Diskriminasi terhadap Berat Badan Kian Meningkat di Tempat Kerja

Diskriminasi berat badan di tempat kerja menjadi perhatian psikolog.

Liputan6.com, Jakarta - Diskriminasi di tempat kerja terhadap berat badan masih terpantau besar. Ini berlawanan dengan bentuk diskriminasi lain yang semakin menurun.

Dilaporkan The Ladders, diskriminasi mulai menurun di tempat kerja, namun diskiminasi terhadap berat badang lambat menurun. Ini muncul di studi jurnal Psychological Science dan menganalisis data selama 20 puluh terakhir di Amerika Serikat (AS).

Berkurangnya diskriminasi pada berat badan hanyalah 15 persen. Sebaliknya, diskriminasi terhadap pegawai gay dan lesbian di tempat kerja berkurang jauh hingga 49 persen, dan bias ras turun 17 persen, dan 15 persen untuk warna kulit.

Pemimpin penulisan laporan itu, Tessa Charlesworth dari Universitas Harvard, belum mengetahui persis apa penyebabnya. Ia memperkirakan, itu disebabkan orang-orang lebih mudah menghakimi berat badan karena hal itu dianggap dapat dikendalikan.

"Kami hanya bisa berspekulasi. Kami sering berbicara mengenai 'wabah obesitas' atau 'masalah' orang yang obesitas. Juga kita biasanya berpikir bahwa berat badan adalah sesuatu yang bisa dikendalikan, dan jadinya kita lebih mudah menghakimi dengan bilang, 'Kami harusnya mengubah ini,'" jelas Charlesworth.

Sama seperti mereka yang berbadan gemuk, bias di tempat kerja belum membaik terhadap pegawai berusia tua serta pengidap disabilitas. Meski begitu, Charlesworth tetap optimistis bahwa diskriminasi bisa berubah, karena hasil studi menunjukkan bahwa sikap implisit alias bias dapat berubah pada rentan waktu tertentu.

"Penelitian ini penting karena menunjukkan ada perbedaan dari asumsi sebelumnya bahwa sikap implisit adalah hal yang selalu ada di pikiran atau masyarakat. Faktanya, sikap implisit dapat melalui perubahan jangka panjang," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Studi: Semakin Tua Usia, Makin Cepat Stres di Kantor

Stres di tempat kerja biasa dirasakan banyak pegawai, mulai dari yang muda hingga tua. Namun sebuah riset yang dilakukan Portland State University menemukan, bahwa semakin tua usia Anda, semakin mudah Anda merasa stres di tempat kerja.

Mengutip laman studyfinds.org, banyak hal di tempat kerja yang bisa berdampak negatif pada tingkat kepuasan kerja para karyawan. Sementara itu, tingkatan stres yang lebih berat cenderung dirasakan karyawan yang lebih tua.

"Kepuasan kerja merupakan hak karyawan yang harus diberikan oleh para atasan, tak peduli muda atau muda. Anda tentu tak ingin bekerja dengan kebijakan perusahaan seperti, karyawan muda diperlakukan begini sementara yang lebih tua diperlakukan begitu," tutur profesor psikologi Portland State University Donald Truxillo.

Pada kenyataannya, ada beberapa sistem sumber daya manusia yang sangat peka terhadap usia. Sistem tersebut sebaiknya lebih fokus terhadap pelatihan pada para manajer. Hal itu ditujukan agar para atasan lebih peka terhadap kebutuhan para karyawan sesuai dengan usianya.

Tim peneliti melakukan survei terhadap 243 pegawai selama setahun. Partisipan survei terdiri dari rentang usia 24-64 tahun.

Studi tersebut menemukan, seluruh karyawan merasa lebih tenang saat mereka merasa dipercaya dan dihargai di tempat kerja. Namun saat kurang dukungan dan rasa dihargai, banyak karyawan merasa sangat tertekan.

Hasil penemuan menunjukkan, tekanan sangat terasa pada para karyawan yang berusia lebih tua. Namun, para karyawan yang lebih tua akan merasa lebih berguna di tempat kerja jika terjadi interaksi bermakna dengan para kerabat yang lebih muda.

Terlepas dari berbagai permasalahan di tempat kerja, seluruh karyawan muda dan tua tak merasa stres jika memiliki hubungan baik dengan atasan langsung. Tapi kurangnya perhatian dari atasan ternyata memiliki dampak yang berbeda.

Karyawan yang lebih tua akan cenderung lebih tertekan dibandingkan karyawan muda jika dihadapkan pada situasi yang serupa.