Sukses

Jasa Penukaran Uang Marak Saat Perayaan Imlek

Jasa penukaran uang sebenarnya tidak mendapat izin resmi dari pemerintah ataupun Bank Indonesia (BI).

Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Imlek menjadi salah satu momen mencari tambahan rejeki bagi orang tertentu. Salah satunya, jasa penukaran uang yang biasanya banyak ditemui di jalan-jalan ataupun disekitar tempat melakukan ibadah seperti vihara.

Jasa penukaran uang sebenarnya tidak mendapat izin resmi dari pemerintah ataupun Bank Indonesia (BI). Namun dengan adanya permintaan, beberapa orang kemudian mengambil profesi ini untuk mengambil peluang.

Salah satu pelaku jasa penukaran uang, Kristin mengaku, menyiapkan dana sekitar Rp 15 juta berbagai pecahan untuk ditukarkan kepada pembeli khusus hari ini. Setiap pecahan uang yang ditukarkan dikenai biaya Rp 5.000 sampai Rp 10.000 tergantung jumlah yang ditukarkan.

"Saya berdua sama kakak, kakak saya juga meladeni orang yang mau nukar. Kami pisah-pisah biar lebih banyak aja dapatnya," ujar Kristin di Kawasan Petak Sembilan, Jakarta, Selasa (5/2/2019).

Kristin mengatakan jasa penukaran uang ini sebenarnya bukan profesi utamanya. Hal ini dikerjakan hanya pada musim tertentu seperti pada saat Lebaran, Natal ataupun Imlek.

"Saya jualan sayur kalau hari biasa. Ini kita jadi jasa penukaran uang kalau lagi ada hari raya. Kalau Imlek kan butuh untuk angpao. Mungkin nggak sempat nukar di bank, bisa tukar di kami," jelasnya.

Kristin menambahkan, jasa penukaran uang milikinya tak selalu disambut baik oleh masyarakat. Beberapa orang seringkali menganggap uang yang ditukarkan tidak asli dan rawan dirampok.

"Ya. Namanya usaha tak selalu mulus. Kadang ada yang bilang, nggak asli, kemahalan, banyak lagi. Takut di rampok juga, tapi kami tetap jalan saja. Banyak teman-teman disini," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Penjualan Pernik-pernik Imlek di Pasar Petak Sembilan Glodok Lesu

Penjualan pernak pernik Imlek 2019 pada Tahun Babi ini terpantau lesu dibanding perayaan-perayaan sebelumnya. Hal itu dikeluhkan para pedagang aksesoris khas perayaan Imlek di Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.

"Shio Babi amsyong. Yang (tahun) kemarin lumayan, anjing. Sekarang orang-orang lagi pada demam, demam kantong, demam duit," keluh Musdahlia (28), pedagang di Pasar Petak Sembilan kepada Liputan6.com, Senin, 4 Februari 2019.

Musdahlia mengaku, keuntungan bersih yang didapatkannya pada perayaan Imlek tahun ini bisa berkurang hingga tiga sampai empat kali lipat dibanding 2018 kemarin. Pendapatan yang tak bagus itu pun disebutkan berkisar Rp 1 juta per hari.

"Sekarang sehari bersihnya cuman dapat Rp 1 juta. Kalau lagi bagus, enggak amsyong, bisa sampai Rp 3-Rp 4 juta (per hari)," jelas dia.

Adapun wanita bertubuh gempal ini coba menjajakan berbagai cindera mata khas Imlek di tendanya, seperti lampion dan hiasan gantungan. Kisaran harganya pun bervariatif, mulai dari Rp 150-300 ribu dengan opsi tawar. 

 

Video Terkini