Sukses

Harga Minyak Indonesia Naik USD 1,74 per barel

Mengikuti harga dunia, harga minyak Indonesia naik.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Januari 2019 naik sebesar USD 1,74 per barel menjadi USD 56,55 per barel, dari US$ 54,81 per barel pada Desember 2018.

‎Dikutip dari situs resmi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Rabu (6/2/2019), salah satu penyebab kenaikan ICP adalah, respons positif pasar atas kondisi pasokan minyak mentah, sebab Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan beberapa negara Non-OPEC mengimplementasikan kesepakatan, berupa pengurangan produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari 2019.

Sementara ICP SLC berdasarkan perhitungan Formula ICP pada Januari 2019, juga naik menjadi USD 57,46 per barel, naik USD 1,83 per barel dari USD 55,63 per barel pada bulan sebelumnya.

Kenaikan harga minyak dunia di pasar internasional juga disebabkan oleh ekspor minyak mentah Arab Saudi pada Desember 2018 turun sebesar 639 ribu barel per hari, menjadi sebesar 7,5 juta barel per hari, dibandingkan ekspor bulan sebelumnya. Selain itu, rencana Arab Saudi untuk mengurangi ekspor minyak mentahnya menjadi sebesar 7,1 juta barel per hari di akhir Januari 2019.

Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi oleh pengenaan sanksi Amerika Serikat kepada Perusahaan Minyak Venezuela, hal ini dapat menyebabkan tertundanya pemulihan produksi negara tersebut.

Berdasarkan publikasi OPEC pada Januari 2019,pasokan minyak mentah global Desember 2018 turun sebesar 350 ribu barel per hari dibandingkan pasokan bulan sebelumnya menjadi sebesar 100,02 juta barel per hari.

Jumlah rig (alat bor) minyak global pada Desember 2018 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 33 rig, dari 1.944 rig menjadi 1.911 rig.

 

2 dari 2 halaman

Lebih Lanjut

Faktor lain penyebab kenaikan harga minyak dunia adalah berdasarkan laporan Baker Hughes pada Januari 2019, jumlah rig minyak di Amerika Serikat pada bulan Januari 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Desember 2018 sebesar 23 rig, dari 885 rig menjadi 862 rig.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh potensi berakhirnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China setelah kedua negara melakukan pertemuan di Beijing serta rencana Pemerintah China untuk mengeluarkan stimulus ekonomi baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.