Sukses

Harga emas Naik karena Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi Global

Untuk harga emas berjangka AS turun 0,05 persen ke level USD 1.313,80 per ons.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Kamis karena dibantu oleh kekhawatiran atas sengketan perdagangan AS-CHina dan dampak potensial terhadap pertumbuhan global.

Mengutip CNBC, Jumat (8/2/2019), harga emas di pasar spot naik 0,33 persen menjadi USD 1.310,08 per ons pada pukul 1 malam, setelah menyentuh level terendah sejak 29 Januari di USD 1.302,11 oer ons.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS turun 0,05 persen ke level USD 1.313,80 per ons.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping kemungkinana tidak akan bertemu sebelum 2 Maret yang merupakan batas waktu yang ditetapkan kedua negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

"Ketidakpastian atas hubungan perdagangan AS dan potensi penutupan pemerintah AS lainnya terus menopang minat terhadap emas sehingga mendorong harga e atas level USD 1.300 per ons," kata MKS PAMP Group dalam sebuah catatan.

"Masih ada banyak ketidakpastian di pasar dan itu menjaga harga emas di atas USD 1.300 per ons," kata Miguel Perez-Santalla, vice president of Heraeus Metal Management, New York, AS.

Untuk logam mulia lainnya, paladium naik 0,87 persen menjadi USD 1.384,50 per ounce, perak naik 0,19 persen menjadi USD 15,69 dan platinum turun 1,49 persen menjadi USD 791 setelah menyentuh level terendah sejak 24 Januari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas berjangka melemah untuk sesi keempat berturut-turut pada Rabu waktu setempat. Namun, pasar terus berharap kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dapat menjaga harga emas.

Harga emas untuk pengiriman April di divisi Comex susut USD 4,8 atau 0,4 persen ke posisi USD 1.314,40 per ounce. Sebelumnya harga emas sudah melemah dalam tiga sesi terakhir. Harga tersebut ditetapkan dalam titik terendah pada pekan ini.

Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Maret susut 13,5 sen atau 0,9 persen ke posisi USD 15.701 per ounce. 

"Sementara logam mulia terlihat memperpanjang kerugian dalam waktu dekat. Penguatan harga masih tetap memegang kendali dalam jangka menengah hingga panjang," ujar Analis FXTM, Lukman Otunuga, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (7/2/2019).

"Selama kekhawatiran pertumbuhan global membebani sentimen pasar dan harapan meningkat atas the Federal Reserves mengambil jeda untuk menaikkan suku bunga pada 2019, emas akan terus bersinar," ia menambahkan.

Otunuga menuturkan, melihat secara teknikal, harga emas berpotensi naik ke posisi USD 1.320, jika posisi USD 1.308 terbukti menjadi level yang dapat diandalkan.

"Menerobos di bawah USD 1.308 kemungkinan akan mengundang penurunan kembali ke level psikologis USD 1.300," ujar dia.