Sukses

PLN Bakal Terbitkan Komodo Bond pada April 2019

Penerbitan komodo bond memenuhi kebutuhan pendanaan untuk investasi yang dilakukan oleh PLN.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menerbitkan surat utang atau obligasi Komodo Bond. Hal ini sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan pendanaan untuk investasi yang dilakukan oleh perusahaan plat merah tersebut.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, rencananya penerbitan komodo bondini pada April 2019.

"(PLN terbitkan Komodo Bond) Iya. April 2019," ujar dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Dia menuturkan, PLN memang perlu untuk mencari alternatif pendanaan, seperti dengan menerbitkan obligasi. Sebab, kebutuhan dana untuk investasi kelistrikan PLN juga cukup besar.

"PLN itu investasi target setahun Rp 100 triliun. Masih butuh dana.‎ Ada beberapa alternatif lagi dilihat mana yang paling baik," kata dia.

Namun ,Edwin belum bisa memastikan berapa nilai obligasi yang akan diterbitkan PLN. Menurut dia, hal ini masih terus dibahas.

"Lagi rapat asisten deputi saya. saya belum dapat laporannya. Komodo bond belum ada keputusan jumlahnya baru pengkajian, semester I 2019," ujar dia.

2 dari 2 halaman

PLN Anggarkan Belanja Modal Rp 80 Triliun

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 80 triliun. Rencananya, dana ini akan digunakan untuk investasi infrastruktur kelistrikan.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, dengan anggaran belanja Rp 80 triliun, PLN akan menggunakannya untuk membangun pembangkit, transmisi dan gardu induk.

"Untuk pembangunan infrastruktur, untuk investasi," kata Sarwono, di Jakarta, Rabu 6 Februari 2019.

Menurut Sarwono, sumber pendanaan tersebut berasal dari internal perusahaan, serta dari sumber pendanaan eksternal. Namun dia belum bisa menyebutkan instrumen pendanaan yang akan digunakan.

"Dananya dari sebagian (dari luar perusahaan)n apakah separuhnya dari pinjaman atau global bond atau sukuk," tutur dia.

Sarwono menungkapkan, untuk melakukan sumber pendanaan eksternal,‎ perusahaan menunggu momentum yang baik. "Kalau Harganya bagus, pas kita butuh. Klau ngak butuh ditunda. Contoh kemarin (tahun lalu) rencana Mei jadi september," ujar dia.

Dia menegaskan, anggaran tersebut tidak akan digunakan untuk menutup utang.‎ "Saya mengatakan begini pembangkit porsinya paling besar‎, kemudian transmisi dan gardu," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â