Liputan6.com, Jakarta - Pebisnis muda Kaesang Pangarep sempat memprotes karena sang ayah, Presiden Joko Widodo, salah menyebut angka cabang Sang Pisang. Saat ini, usaha Kaesang sudah memiliki 65 cabang, sementara Jokowi hanya menyebut 54.
"Kini, dengan 54 cabang, Sang Pisang sudah mengalahkan pabrik saya. Anak muda punya peluang yang besar untuk mengembangkan apapun," jelas Jokowi di Twitter pada Minggu pagi (10/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sore harinya, Kaesang merespons cuitan ayahnya dan menegaskan, memakai huruf kapital, bahwa Sang Pisang sudah memiliki 65 cabang.
65 CABANG PAK https://t.co/d7VgABUnAu
— Kaesang Pangarep (@kaesangp) February 10, 2019
Kontan saja para warganet ikut terhibur dengan respons Kaesang. Selama ini, pebisnis 24 tahun itu sudah tenar di media sosial sebelum mendirikan bisnis seperti kakaknya, Gibran Rakabuming.
Keahlian digital marketing Kaesang sudah sering terbukti dari caranya memantik engagement di media sosial. Ini ia lakukan lewat respons-respons jenaka, baik itu dalam topik bisnis, skincare, K-Pop, hingga dinamika keluarganya.
Sebelumnya, Jokowi berniat mewariskan pabrik mebelnya ke putra-putranya, namun pilihan karier mereka berkata lain. Presiden juga menyebut Kaesang berminat di industri ikan lele, Jokowi pun sudah melihat kalkulasi yang dilakukan putranya.
"Ini (bisnis lele) apalagi. Itung-itungannya kayak apa, ditunjukin ke saya. Waduh, ini lebih gede lagi. Lele itu kebutuhannya besar, demand-nya besar, supply-nya kurang," ujar Jokowi.
Jokowi Ingin Generasi Milenial Branding Nasi Uduk hingga Gorengan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pagi ini membuka BTN Digital Start Up Connect 2018 di Balai Kartini. Acara yang dihadiri ribuan pelaku startup, dimana mayoritas generasi milenial ini, Jokowi menyampaikan beberapa tantangan kepada mereka.
Salah satu tantangan itu adalah bagaimana para generasi milenial harus mensinkronkan antara pengembangan secara offline dengan yang online. Perkembangan industri digital, diakui Jokowi sudah sangat cepat.
Hanya saja, satu hal yang juga harus diprhatikan adalah masih adanya masalah offline, seperti persoalan pengemasan produk UMKM, menciptakan branding sebuah produk, dan lain sebagainya.
"Saya minggu lalu ketemu dengan usaha mikro dan super mikro, penjual nasi uduk, jual gorengan. Mereka masih jualan di depan rumah pakai gerobak, brandingnya juga masih sederhana. Nah ini harus ada yang kerjain, siapa lagi kalau bukan anda semua yang ada di sini," kata Jokowi di Balai Kartini, Jumat, 7 Desember 2018.
Dengan peningkatan kualitas pengemasan dan branding inilah, baru disinkronkan melalui online. Dengan online, pemasaran produk-produk industri kecil ini bisa lebih baik. Bahkan membula peluang untuk ekspor ke beberapa negara.
Menurut Jokowi, dunia saat ini tengah dilanda distrupsi ekonomi dimana ekonomi digital mengalami pertimbuhan yang sangat cepat. Untuk itu, cara-cara konvensional, bagi Jokowi, secara perlahan akan ditinggalkan.
Indonesia, saat ini menjadi negara yang ekonomi digitalnya tumbuh sangat pesat. Bahkan pada 2017, ekonomi digital Indonesia memiliki peran 7,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Siapa yang bisa merespon cepat distrupsi ekonomi ini, ya anak-anak muda sakarang ini. Dalam situasi ini saya justru berpendapat membuka peluang bagi pendatang baru di ekonomi digital untuk kompetisi dengan yang lainnya," pungkas Jokowi.
Advertisement