Liputan6.com, Jakarta - Kementerian badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih terus menggodok pembentukan holding BUMN Perbankan.
Pembentukan holding perbankan tersebut, diyakini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan kinerja perusahaan holding.
Direktur Utama BTN, Maryono menyebutkan holding perbankan akan dipercepat. Holding perbankan mundur dari target awal.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, holding perbankan sempat ditargetkan rampung pada 2018. Namun hingga saat ini, proses tersebut masih terus berlangsung.
"Saya kira holding ini sekarang menjadi perhatian khusus dari BUMN, dan ini sekarang akan di speed up, dipercepat untuk penyelesaian-penyelesaian karena kita harus memberikan beberapa penjelasan-penjelasan yang terkait ke KKSK atau ke Bank Indonesia, OJK dan sebagainya," kata Maryono, saat ditemui di JCC Senayan, ditulis Senin (11/2/2019).
Dia mengungkapkan, lambatnya proses holding BUMN perbankan karena ada beberapa hal yang masih harus diperjelas. "Ya banyak, macam-macam (yang harus diperjelas)," ujar dia.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Selanjutnya
Dengan ada holding tersebut, Maryono berharap peran BTN sebagai bank perumahan akan semakin kuat.
"Ya kita memang mengharapkan holding keuangan ini, BTN dijadikan sebagai atau dipertegas perannya sebagai Bank Perumahan," tutur dia.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan, pembentukan holding perbankan sangat penting mengingat banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan bersama. Contohnya, pembiayaan untuk pengadaan rumah yang digarap oleh Bank BTN.
"Holding ini sangat urgent, contoh BTN. BTN backlog perumahan sekitar 13 juta dan BTN baru bisa memberikan pembiayaan sekitar 686 ribu per tahun. Kalau kita lakukan holding seharusnya kalau 13 juta, minimal bisa 2 juta atau 3 juta tiap tahun," ujar Gatot di Kantornya,Jakarta, Senin 20 November 2018.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Â
Advertisement