Sukses

Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Masih Terhambat Masalah Rute

Penyelesaian pembangunan Jalan Tol Probowangi tidak akan molor jauh dari target hingga 2022 nanti.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) yang merupakan bagian dari proyek nasional Tol Trans Jawa masih terhambat perihal rute atau jalur lintasan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menuturkan, setidaknya ada tiga opsi yang dipertimbangkan terkait persoalan rute tersebut. Oleh sebab itu, pembangunan Jalan Tol Probowangi ini belum juga rampung sampai saat ini.

"Di sana (kendalanya) kan ada tempat latihannya marinir, jadi sedang kita cari rutenya. Rute awal melalui kawasan latihan baluran itu bisa, itu yang paling optimum. Tapi dengan syarat latihan itu setahun sekali, jadi bisa kita bangun dan harus koordinasi dulu dengan TNI pada saat latihan berhenti dulu sekitar 1,5-2 jam, habis itu jalan lagi," ujarnya di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Dia menjelaskan, pihaknya tengah melihat kemungkinan mana yang baik untuk direalisasikan perihal rute untuk Jalan Tol Probowangi tersebut.

"Untuk rute yang kedua agak keselatan tapi bikin terowongan lebih mahal. Sedangkan yang ketiga, juga ke selatan lagi lebih jauh lagi ada terowongan juga. Ini sedang kita evaluasi mana yang paling optimum," ungkapnya.

Dia menegaskan, penyelesaian pembangunan Jalan Tol Probowangi tidak akan molor jauh dari target hingga 2022 nanti.

"Enggak, 2020 kok, itu karena lahannya sudah ada yang bebas tanah perhutani 70 km kan. Jadi kita bisa percepat itu tapi dengan yang latihan marinir ini kita harus (terpotong)," jelasnya.

Sebagai informasi saja, ruas Tol Probolinggo-Banyuwangi nantinya akan terbagi menjadi 3 seksi, yakni Seksi I di wilayah Probolinggo (31,2 km), Seksi II di wilayah Situbondo (109 km), dan Seksi III di wilayah Banyuwangi (31,8 km).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kantongi Rp 2,52 Triliun, Jasa Marga Bebaskan Lahan Tol Probowangi

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB), mendapatkan kredit sindikasi dana talangan tanah senilai Rp 2,52 triliun. Pendanaan ini akan digunakan untuk pembebasan lahan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) sepanjang 172 km.
 
Perjanjian kredit sindikasi dana talangan tanah proyek pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ini telah ditandatangani di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta, pada Selasa 29 Januari 2019 kemarin.
 
Direktur Utama PT JPB Hari Pratama mengatakan, pihaknya memiliki tanggungjawab untuk menyiapkan dana talangan tanah dalam perjanjian pengusahaan jalan tol. Sebagai langkah awal pembebasan lahan, pihaknya telah mengajukan pinjaman sebesar Rp 2,52 triliun yang juga sudah disetujui oleh pihak sindikasi.
 
"Dana talangan tanah ini akan dipakai untuk pembayaran ganti rugi tanah Seksi Probolinggo dan sebagian Situbondo," jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (31/1/2019).
 
Pendanaan untuk pembebasan lahan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ini berasal dari empat bank, yakni BNI, BRI, BCA, dan Bank Mandiri. Masing-masing institusi perbankan tersebut mengucurkan Rp 630 miliar.
 
Lebih jauh, Hari menyatakan bahwa kredit sindikasi dana talangan tanah ini merupakan kredit tahap awal dari total Rp 4,7 triliun yang direncanakan untuk proses pembebasan lahan Ruas Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi.
 
Sebagai informasi, Jalan Tol Probowangi sendiri akan terbagi menjadi tiga seksi, yakni Seksi I di Wilayah Probolinggo (31,2 kilometer), Seksi II di Wilayah Situbondo (109 kilometer), dan Seksi III di Wilayah Banyuwangi (31,8 kilometer).
Ruas Tol Probolinggo–Banyuwangi akan menjadi titik akhir jaringan jalan tol Trans-Jawa, dimana masa konsesi untuk pembangunan Tol Probowangi adalah 35 tahun dengan dana investasi mencapai Rp 23,3 triliun.