Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku tidak mengetahui penyebab dari tingkat keterisian penumpang (load factor) sejumlah maskapai penerbangan yang mengalami penurunan. Untuk memastikan, dirinya akan mengecek langsung ke Kementerian Perhubungan apakah penurunan tersebut lantaran musim sepi penumpang (low season) atau karena tingginya tarif tiket pesawat.
"Saya belum tahu, nanti kita akan cek. Saya baru mau cek ke Pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)," kata Luhut saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Seperti diketahui, Sebanyak 433 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terpaksa dibatalkan sejak awal Januari 2019. Pembatalan dilakukan karena jumlah penumpang menurun drastis terkena imbas mahalnya harga tiket pesawat.
Advertisement
Berdasarkan data PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru, selama periode tanggal 1 sampai 21 Januari, ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal, sedangkan penerbangan dari Pekanbaru yang batal ada 217 penerbangan.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional baik yang dari maupun menuju Bandara Pekanbaru hanya empat penerbangan yang dibatalkan.
Baca Juga
Hal ini menunjukkan kebijakan perusahaan maskapai yang menaikan tarif pesawat sangat berdampak pada konsumen dalam negeri, karena lebih dari 90 persen penerbangan yang batal melayani rute domestik.
"Penerbangan yang dibatalkan rata-rata 20 penerbangan per hari," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/1).
Otoritas Bandara Pekanbaru sejak awal Januari sudah mencatat ada penurunan penumpang sekitar 15 persen dari biasanya, setelah terjadi kenaikan tarif pesawat.
Berdasarkan pantauan di situs pemesanan tiket seperti traveloka, harga tiket untuk rute Pekanbaru - Jakarta yang paling banyak diminati, masih bertahan di atas Rp 1 juta per orang. Harga tersebut terus bertahan hingga sepekan ke depan di semua maskapai. Tarif tersebut dua kali lipat lebih tinggi dari harga sebelum kenaikan jika dibandingkan pada periode sama pada tahun lalu.
Jaya Tahoma menjelaskan maskapai yang paling banyak dibatalkan penerbangannya adalah dari Lion Air Group, yang selama ini dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Maskapai yang mengusung slogan 'We Make People Fly' ini masih mematok harga tiket rute Pekanbaru - Jakarta di kisaran angka Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per orang.
Sejak awal Januari, untuk maskapai Lion Air ada 138 penerbangan batal, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan, dan Malindo Air satu penerbangan yang batal.
Kemudian maskapai Garuda Indonesia ada 129 pembatalan penerbangan, dan Citilink 56 penerbangan yang batal. Selanjutnya ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat ada dua penerbangan dibatalkan.
Penerbangan yang paling banyak dibatalkan terjadi di rute Pekanbaru - Jakarta yakni sebanyak 245 penerbangan, kemudian ke Batam ada 94, Jambi sebanyak 31, Medan ada 21, Padang sebanyak 14, serta rute tujuan Padang, Dumai dan Palembang masing-masing ada 8 penerbangan batal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penerbangan Internasional
Penerbangan internasional yang batal antara lain dua penerbangan tujuan Singapura, serta tujuan Malaysia dan Jeddah masing-masing satu penerbangan.
Kebijakan maskapai penerbangan nasional yang menaikan tarif pesawat hingga batas atas, diakui Jaya akan membuat target PT Angkasa Pura (AP) II dalam pengembangan Bandara SSK II akan terganggu.
Apalagi selama beberapa tahun terakhir jumlah penumpang pesawat yang menggunakan layanan Bandara tersebut menunjukkan kenaikan signifikan.
Jaya Tahoma mengatakan pada tahun ini AP II memproyeksikan ada pertambahan jumlah penumpang pesawat berkisar 4,3 juta hingga 4,4 juta orang. Namun, dengan kondisi sekarang ini, ia pesimis target itu akan terwujud. "Jika harga tiket tidak turun, maka perkiraan kami jumlah penumpang hanya naik kisaran 3-4 persen," ujarnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement