Sukses

Produksi Freeport Turun, Smelter Smelting Tetap Beroperasi Optimal

PT Smelting berkomitmen untuk mengoptimalkan operasional fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga, di Gresik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Smelting berkomitmen untuk mengoptimalkan operasional fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga, di Gresik, Jawa Timur, meski bahan baku konsentrat tembaga yang dipasok dari PT Freeport Indonesia akan menurun.

Manager General Affair Smelting, Sapto Hadi‎ mengatakan, produksi tembaga olahan (konsentrat tembaga) dari tambang  Freeport Indonesia ‎di Grasberg di Papua akan menurun, akibat peralihan metode pertambangan dari penambangan terbuka menjadi penambangan bawah tanah. 

"Saat ini kita menerima konsentrat tembaga dari Freeport 1,1 juta per tahun, kami tetap menerima dari Freeport meski sedang turun," kata Sapto, di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Meski begitu, Sapto tetap optimistis smelter yang bermitra dengan Mitsubishi tersebut akan berproduksi optimal, tidak terpengaruh penurunan produksi konsentrat Freeport.

Sebab ‎perusahaan tabang asal Amerika Serikat tersebut sudah berkomitmen untuk memasok seluruh produksi  Smelting yang diperkirakan 1,1 juta ton konsentrat tembaga.

Dari 1,1 juta ton konsentrat tembaga akan menghasilkan 291 ribu ton produk utama katoda tembaga dengan tingkat kemurnian 99,99 persen dan produksi samping 1.04 juta ton Sulphuric Acid (Asam Sulfat) dan sekitar 805 ribu ton terak tembaga (copper slag).

"Dengan proyeksi produksi seperti itu, PTS masih tetap bisa menjaga komitmen untuk memenuhi pasokan katoda tembaga terbaik ke pelanggannya, baik di dalam negeri maupun luar negeri," tutur dia.

PTS juga tetap mampu menjaga komitmen untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah melalui pasokan asam sulfat ke pabrik pupuk Petro Kimia Gresik. Juga berkomitmen kepada industri semen, beton,  dan galangan Kapal yang memerlukan pasokan slag tembaga.

Selain itu, PTS juga akan tetap mampu menjaga kontribusinya dalam menjaga neraca perdagangan Jatim. Seperti diketahui, produk PT Smelting, selama ini menjadi kontributor terbesar kedua komoditas ekspor Jatim.

 

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Terkait kabar ‎disebutnya nama Direktur Senior PT Smelting Prihadi Santoso ‎dalam sidang Wakil Ketua Komisi VII DR Eni Maulani Saragi, pihak yang bersangkutan telah mengundurkan diri sejak akhir tahun lalu. ‎Alasan Prihadi Santoso mengundurkan diri karena desakan keluarga. Usianya sudah 71 tahun. 

"Beliau sudah terlibat dalam pendirian PTS sejak 22 tahun lalu. Namun yang utama ya alasan keluarga itu," tuturnya.

Seperti diketahui, nama Prihadi Santoso sempat disebut-sebut dalam persidangan kasus gratifikasi yang menimpa mantan Ketua Komisi VII DPR RI Eny Mulyani Saragih. Ia disebut sebagai salah satu pemberi gratifikasi terkait dengan impor copper slag.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â