Sukses

Penumpang Pesawat Bandara Halim Turun 25 Persen per 9 Februari

Penurunan jumlah penumpang pesawat tidak hanya di Bandara Halim Perdanakusuma saja, juga terjadi di sejumlah bandara lain.

Liputan6.com, Jakarta Penumpang pesawat pada beberapa bandara dikabarkan mengalami penurunan. Salah satu penyebab, tingginnya harga tiket pesawat serta kebijakan bagasi berbayar sejumlah maskapai.

Merdeka.com pun memastikan dengan meninjau langsung Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pemandangan sepi tidak begitu terlihat di bandara yang berada di Kompleks TNI AU, Jakarta Timur itu. Tampak penumpang pesawat masih cukup ramai.

Di sejumlah pintu keberangkatan bandara, beberapa orang nampak masih berlalu lalang membawa koper besar. Bahkan beberapa kursi yang disediakan untuk menunggu keberangkatan pun masih terpantau ramai.

Namun demikian, pemandangan ini dikabarkan tidak seperti tahun-tahun lalu. Meski terlihat ramai, namun sejak Natal dan Tahun Baru (Nataru 2018) kemarin berdasarkan informasi  jumlah penumpang pesawat justru mengalami penurunan.

Pelaksana Tugas Office in Charge (Plt. OIC), Ariko Mahjaya mengakui memang telah terjadi penurunan penumpang. Bahkan berdasarkan data yang dihimpun sejak Januari hingga per 9 Febuari 2019 kemarin jumlah penurunan penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma mencapai sebesar 25 persen.

"Secara garis besar ada penurunan, kurang lebih hingga saat ini (9 Febuari 2019) sekitar 25 persen. Dari sejak Nataru kemarin sudah ada penurunan ini presentasinya kan tiap hari berbeda beda nih, yang jelas ada penurunan," kata dia kepada Merdeka.com, Rabu (13/2/2019).

Dia mengaku tidak mengetahui penyebab penurunan yang terjadi belakangan ini. Bahkan, penurunan ini juga terjadi secara global. Ini artinya tidak hanya di Bandara Halim Perdanakusuma saja, juga terjadi di sejumlah bandara lain.

"Saya kurang tahu pasti fenomena ini, banyak pendapat karena ada jalan tol sudah diperbaiki, orang lari ke darat banyak faktor sih, ada kenaikan tiket juga salah satunya itu," ungkap dia.

 

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti membantah penurunan jumlah penumpang yang terjadi pada periode Januari hingga Februari karena naiknya harga tiket pesawat dan pemberlakuan bagasi berbayar.

Menurutnya, ini adalah hal biasa, karena masuk ke dalam periode low season."Setiap tahun itu terus seperti ini, angka penumpangnya turun. Jadi, bukan karena tiket, hanya saja kebetulan berbarengan, tiket naik dengan permintaan penumpang yang rendah dan akan normal lagi pada bulan Maret," kata Polana di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Selain itu, dia juga membantah bahwa belum turunnya anggaran belanja pemerintah, ditengarai menjadi salah satu faktor penurunan jumlah penumpang pesawat di sepanjang Januari-Februari 2019 ini.

Dia menjelaskan, rata-rata penumpang yang melakukan perjalanan di Bandara Soekarno-Hatta adalah pekerja dalam kegiatan Pemerintahan.

Diketahui, sejak awal Januari, untuk maskapai Lion Air ada 138 penerbangan batal, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan, dan Malindo Air satu penerbangan yang batal.

Kemudian maskapai Garuda Indonesia ada 129 pembatalan penerbangan, dan Citilink 56 penerbangan yang batal. Selanjutnya ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat ada dua penerbangan dibatalkan.

Penerbangan yang paling banyak dibatalkan terjadi di rute Pekanbaru-Jakarta yakni sebanyak 245 penerbangan, kemudian ke Batam ada 94, Jambi sebanyak 31, Medan ada 21, Padang sebanyak 14, serta rute tujuan Padang, Dumai dan Palembang masing-masing ada 8 penerbangan batal.

Penerbangan internasional yang batal antara lain dua penerbangan tujuan Singapura, serta tujuan Malaysia dan Jeddah masing-masing satu penerbangan.

Â