Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 2 persen ke level tertinggi sepanjang tahun ini pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak ini adalah penutupan ladang minyak di Arab Saudi yang mendorong ekspektasi akan terjadi pengetatan pasokan.
Mengutip Reuters, Sabtu (16/2/2019), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan internasional naik USD 1,68 atau 2,6 persen menjadi USD 66,25 per barel, tertinggi sejak November 2018.
Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,18 atau 2,2 persen di USD 55,59 per barel, dan mencapai harga tertinggi sepanjang tahun ini.
Advertisement
Untuk minggu ini, harga minyak Brent berakhir naik lebih dari 6 persen, sedangkan untuk WTI naik lebih dari 5 persen.
Baca Juga
Kenaikan tersebut sebagian karena pengetatan pasokan sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia memulai pengurangan produksi sukarela bulan lalu.
Penutupan sebagian Safaniya Arab Saudi, yang merupakanladang minyak lepas pantai terbesar di dunia, terjadi sekitar dua minggu lalu, kata sebuah sumber pada hari Jumat.
Safaniya memiliki kapasitas produksi lebih dari 1 juta barel per hari. Belum ada penjelasan kapan lapangan minyak tersebut akan kembali beroperasi ke kapasitas penuh.
"Penutupan ini menjadi faktor lain yang meningkatkan kekhawatiran tentang ketersediaan minyak mentah," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group, Chicago, AS.
"Tiba-tiba Anda tidak perlu khawatir hanya di soal pemotongan produksi OPEC jasa. Sekarang Anda memiliki masalah dengan kemampuan Arab Saudi untuk benar-benar menghasilkan minyak sebanyak mungkin," tambah dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sentimen Lain
Produsen utama OPEC Arab Saudi mengatakan pada Selasa kemarin bahwa akan memotong setengah juta barel per hari tambahan pada bulan Maret, lebih dari yang dijanjikan sebelumnya.
Kelebihan pasokan juga telah diatasi oleh sanksi AS terhadap minyak mentah Venezuela dan Iran dan mengurangi produksi Libya karena kerusuhan sipil.
Ancaman keamanan dapat mengancam produksi Nigeria setelah pemilihan umum akhir pekan ini.
Tumbuhnya kepercayaan bahwa Amerika Serikat dan China akan menyelesaikan sengketa perdagangan yang sedang berlangsung juga mendukung harga minyak.
Pembicaraan itu akan dimulai lagi minggu depan di Washington, dengan kedua belah pihak mengatakan negosiasi minggu ini di Beijing menunjukkan kemajuan.
Advertisement