Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai pembangunan infrastruktur yang dilakukan belum berdampak dengan pertumbuhan ekonomi.
"Hampir tak kelihatan dampak dari pertumbuhan ekonomi, infrastruktur tak efisien dengan proses yang tertib,” ujar Prabowo, dalam debat capres kedua soal energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup, Minggu (17/2/2019).
Prabowo menuturkan, bila dibandingkan dengan indeks per kilometer antara lain jalan tol, LRT, kereta api yang dilaksanakan di Thailand, Malaysia itu dua kali lebih efisien dibandingkan di Indonesia.
Advertisement
"Ini fakta jadi saya pikir kita harus berpikir jernih dalam melihat infrastruktur itu menambah kekuatan ekonomi kita," kata dia.
Baca Juga
Prabowo mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan tanpa feasibility study (FS) yang benar. Proyek infrastruktur tidak efisien. "Bukan rakyat untuk infrastruktur, hanya jadi monumen. LRT di Palembang, lapangan terbang Kertajati," kata dia.
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) pun menanggapi hal tersebut. Pembangunan infrastruktur sudah direncanakan lama.
"Ada juga DED-nya, LRT Palembang dan MRT, LRT semua butuh waktu memindahkan, senang naik mobil sendiri, butuh 10 tahun-20 tahun, tidak mudah. Ini 4-6 bulan. Ini jalan tol sambung, bandara Bandung dipindahkan ke Kertajati," kata Jokowi.
Jokowi: Konektivitas Bukan Soal Infrastruktur, tapi juga Digitalisasi
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko widodo (Jokowi) berjanji untuk membangun infrastruktur teknologi dan digitalisasi. Hal tersebut untuk melengkapi pembangunan infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, pelabuhan dan juga bandara yang telah dilakukan selama ini.
Dalam Debat Capres kedua yang berlangsung di Hotel Sultan, Minggu (17/2/2019), Jokowi mengatakan, selama masa pemerintahan selama ini telah dibangun infrasturktur transportasi seperti jalan tol, pelabuhan dan juga bandara.
Namun, tak hanya soal konektivitas yang menghubungan manusia. Jokowi juga telah membangun jaringan teknologi dan digitalisasi.
Menurutnya, saat ini pemerintah telah memiliki program backbone broadband palapa ring. "Indonesia Barat sudah 100 persen, Indonesia Tengah sudah 100 persen dan Indonesia Timur sudah 90 persen," jelas dia.
Jokowi mengatakan bahwa di tahun ini seluruh jaringan tersebut akan selesai dengan prosentase di Indonesia Timur bisa mencapai 100 persen.
Selain itu, Jokowi juga akan membangun Sumber Daya Manusia agar bisa menggunakan semua infrasturktur tersebut dengan baik dan maksimal.
Advertisement