Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, menyatakan bahwa perusahaan unicorn di Indonesia seperti GoJek dan Bukalapak telah menganut sistem kapitalis yang lebih mengandalkan tenaga mesin atau kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dibanding tenaga manusia.
Pernyataan itu ia keluarkan ketika ditemui wartawan paska sesi debat kedua, yang menanyakan strategi Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 02 Prabowo-Sandi terhadap keberadaan perusahaan unicorn Tanah Air.
"Jadi memang unicorn itu kita harus hati-hati. Itu suatu sistem baru, jangan sampai kita terjebak terjadi dehumanisasi," imbau dia di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia beranggapan, keberadaan perusahaan digital banyak mengindahkan tenaga manusia yang tergantikan oleh mesin dan juga robot.
"Akhirnya manusia-manusia yang bekerja ini banyak digantikan oleh mesin, oleh robot. Jadi kita harus tahu keseimbangan," ujar dia.
Saat disanggah bahwa perusahaan digital besar Indonesia seperti GoJek dan Bukalapak telah berdayakan banyak pekerja dalam negeri, ia menyebut itu tak berarti banyak. Sebab, lanjutnya, yang menikmati kesuksesan perusahaan tersebut hanyalah orang-orang tertinggi di perusahaan bersangkutan.
"Tapi itu kan sistem kapitalis. Sebenarnya yang kaya yang di ujungnya itu aja," ucap dia.
Prabowo: Unicorn Bikin Uang RI Lari ke Luar Negeri
Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto menyatakan perkembangan startup dengan nilai lebih dari USD 1 miliar atau Unicorn berpotensi membuat uang lebih banyak keluar dari Indonesia.
Dia mangatakan, saat ini memang kecepatan internet dan komunikasi berkembang dengan pesat. Pihaknya juga mendukung agar Indonesia bisa turut ambil bagian dalam hal ini.Â
BACA JUGA
"Tapi hal mendasar dengan ekonomi Indonesia adalah terjadi disparitas, di mana segelintir orang kurang dari 2 persen yang kuasai ekonomi kita. Kalau ada Unicorn ini akan mempercepat uang kita lari ke luar negeri," ujar dia di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Menurut dia, saat ini sebanyak Rp 11.400 triliun uang Indonesia ada di luar negeri. Hal ini menunjukkan jika uang pengusaha di Indonesia lebih banyak di luar negeri.
"Kalau kita antusias dengan e-commerce dan lain-lain, itu ini akan mempercepat arus uang lari ke luar negeri. Ini bukan saya pesimistik, saya hanya ingin menggugah kesadaran akan uang kita yang lari ke luar negeri," tandas dia.
Advertisement