Sukses

AP I Sudah Serap Anggaran Rp 2 Triliun untuk Bandara NYIA

Kemajuan pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mencapai 36 persen hingga pertengahan Februari 2019.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kemajuan pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau bandara NYIA mencapai 36 persen hingga pertengahan Februari 2019.

Project Manager Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Taochid Purnomo Hadi mengatakan, sejak Oktober 2018, pihaknya mempercepat pembangunan fisik untuk mengejar April 2019 dapat beroperasi. 

"Kita produksi beton 6 ribu kubik per hari. Bisa sampai lima kilo artinya kita buat bandara NYIA hanya beberapa hari sudah jadi. Pengaspalan juga kita kejar progresnya sehari sekitar hampir dua ton perhari," kata dia saat media visit di Hotel Ambarukmo, seperti ditulis Senin (18/2/2019).

Taochid mengatakan, anggaran pembangunan Bandara NYIA sudah terserap Rp 2 triliun hingga Februari 2019 dari total Rp 6,1 triliun. Jumlah ini di luar pengadaan tanah yang dikeluarkan sebelum pembangunan bandara. 

"Kalau Rp 152 miliar satu minggu kita kasih PP untuk dihabiskan kalau tidak habis maka progresnya melambat. Makanya, yang kita siapkan mengejar target April harus memindahkan Internationalnya ke NYIA," kata dia.

Saat ini, menurut Taochid, pembangunan bandara NYIA terus membaik. Persiapan kebutuhan  saat bandara dioperasionalkan sudah dilakukan mulai dari pembangunan kantor dan tower bandara seluas 1 ha.

"Tower target April selesai tapi belum beroperasi karena materialnya import semua. Kita modular tower disiapkan di bandung awal maret akan dimobilisasi kesini tinggi 9 meter dengan peralatan yang diperlukan Airnav sudah siap di Maret," kata dia.

Kebutuhan air, listrik dan telepon sudah disiapkan sesuai dengan MOU dengan Pemkab Kulon Progo. Termasuk wifi di lokasi bandara untuk memenuhi semua kebutuhan. 

"Wifi Maret harus sudah siap. Maret akan diuji apakah bisa atau tidak," kata dia. 

Lokasi yang dekat dengan pantai selatan pihaknya juga memikirkan potensi bencana alam seperti gempa dan tsunami. Bangunan yang tahan gempa dan tsunami setinggi 15 meter sudah disiapkan dengan fasilitas air dan genset. 

"Barrier di luar dari pemda Kulon Progo buat vegetasi tertentu yaitu cemara udang tadi. Sisi airport sudah kami siapkan insyaalla tahan akan gempa," kata dia.

Sementara itu, Agus Pandu Purnama, Juru Bicara Proyek Pembangunan Bandara NYIA mengatakan, pihaknya sudah  melakukan focus group discussion (FGD) dari berbagai elemen termasuk para ahli dari Jepang soal mitigasi bencana. Sehingga bangunan dan penanganan bencana sudah dibuat secara matang.  

"Kami ada juga lantai untuk evakuasi elevasi sekitar 15  meter. Masyarakat juga bisa akses ke bandara. Apakah kuat, terminal kita upayakan 8,8 SR itu menurut ahli bangunan sudah dicontohkan sekuat itu," kata dia.

Ia mengatakan, kebutuhan air di bandara akan menggunakan air lokal. Harapannya pendapatan asli daerah (PAD) Kulon Progo naik.

"Tanggal 14-15 akan diverifikasi apakah layak atau tidak bandara ini," ujar dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Yogyakarta Jadi Tujuan Utama Wisata

Bandara NYIA menurut Pandu akan  mengurangi beban dari Bandara Adi Sutjipto pada  April 2019 ini. Sebab saat ini bandara Adi Sutjipto Yogyakarta sudah full kapasitas yaitu 8,4 juta penumpang dengan 188 penerbangan.

"Kami selalu berkeinginan international harus share dengan bandara baru," katanya.

Selain itu ada keinginan penerbangan internasional pada April 2019. Sementara existing ada 6 maskapai yaitu Air Asia, Silk Air tujuan Singapura dan Kuala Lumpur akan dipindahkan ke Bandara NYIA April 2019.

"Ke depan akan membuka rute karena slot kami banyak di NYIA. Kalo optimum bisa sampai 300  flight per hari," ujar dia.

Menurut Pandu, semua penerbangan Internasional dapat dipindahkan dari Adi Sutjipto pada Oktober nanti berkaitan dengan musim winter ke summer. Secara prinsip NYIA sudah siap direct flight bahkan dari Eropa. 

"Ada middle east dari Qatar, Turkish, Emitares juga Jepang Korea dan  Australia," katanya.

Pandu mengatakan, pada tiga minggu lalu perwakilan dari Australia bertemu dengan pihak AP I. Hasilnya penerbangan ke Yogyakarta akan jadi penerbangan utama atau destinasi utama nantinya. 

"Karena bali overload. Dari survey Australia, Jogja jadi destinasi utama mereka. Bahkan ada penerbangan antar kota Brisbane  Jogja nantinya," ujarnya. 

Saat operasional pada April 2019, operasional bandara sementara dimulai dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore. Harapannya ada UMKM yang dikoordinir Dinas Koperasi memunculkan potensi lokal Yogyakarta khususnya.Kulon Progo.  "Baru ada 5 UMKM yang siap ini," ujar dia.

 

Saksikan video di bawah ini:

 

Â