Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen menyebut jika pertumbuhan ekonomi saat ini mempengaruhi tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di pasar saham. Dengan tingkat pertumbuhan yang baik, secara otomatis pasar akan mempercayai kondisi dalam negeri.
"Pertumbuhan ekonomi sangat mempengaruhi dari kemampuan investor domestik untuk terus (masuk). Termasuk juga adanya perusahan-perusahaan baru emiten yang akan menjadi emiten di pasar modal," kata Hoesen di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 mencapai 5,17 persen. Angka ini juga menjadi salah satu capaian tertinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2014.
Advertisement
"Karena kalau analis-analis selalu bilang pertumbuhan pasar pasar modal parameternya dua. Hal pertama pertumbuhan ekonomi makronya dan pertumbuhan nett income dari emiten itu pasti akan bisa tembuh," pungkas dia.
Sebelumnya, Ketua Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan setidaknya ada 5 kebijakan strategis OJK untuk menyokong dan mengakselerasi pertumbuhan industri keuangan di Indonesia. Lima langkah ini dilakukan guna memitigasi risiko keuangan yang diperkirakan terjadi di tahun ini.
"Di tengah volatilitas global dan domestik, kita patut bersyukur karena stabilitas perekonomian kita masih terjaga, inflasi tetap terjaga, begitu juga dengan kinerja perekonomian. Untuk itu kami masih punya PR besar untuk lakukan reformasi struktural di tahun ini," ujarnya di Pertemuan Industri Jasa Keuangan 2019 di Pacific Place
Dia memprediksi, tekanan global di tahun ini tidak akan setajam 2018. Oleh karena itu, menurutnya, investor akan senantiasa optimistis untuk menanamkan modalnya ke dalam negeri.
"Ke depan, memang ada yang harus tetap diperhatikan bahwa keuangan global sepenuhnya belum bisa kembali normal seperti volatilitas suku bunga The Fed. Namun kami perkirakan tekanan global akan tetap mild (moderat) dibanding 2018," ujar dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Jokowi: Ekspor dan Investasi Jadi Kunci Ekonomi RI Tumbuh Besar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang dengan ekspor yang dilakukan oleh salah satu perusahaan nasional di sektor makanan dan minuman, grup Mayora. Terlebih pada Senin (18/2/2019), perusahaan tersebut mengirim kontainer ekspor ke 250 ribu.
Jokowi mengatakan, produk-produk Mayora tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga telah diekspor ke lebih dari 100 negara.
"Sore ini saya senang banget. Tidak ngerti sebabnya apa tapi karena melihat karyawan bekerja, semangat, senyum semua. Saya masuk ke roasting area, packaging. Produk Mayora ini brand asli Indonesia yang menjajah 100 lebih negara lain, dalam artian, kita masuk ke pasarnya (100 negara tersebut)," ujar dia di Cikupa, Tangerang, Banten, Senin (18/2/2019).
Baca Juga
Jokowi menuturkan, ada dua kunci agar Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi yang besar di kawasan ASEAN, bahkan dunia, yaitu investasi dan ekspor. Oleh sebab itu, dirinya mengapresiasi apa yang telah dilakukan Mayora dengan mengekspor produknya ke berbagai negara.
"Untuk menjadi negara dengan ekonomi yang besar di ASEAN, yaitu investasi harus meningkat dan ekspor harus gede.‎ Kalau itu dilakukan, ekonomi kita tumbuh dengan baik.‎ Mayora ini ekspor 2.000 kontainer per bulan, dan hari ini ekspor ke-250 ribu kontainer," kata dia.
Jokowi juga mengapresiasi langkah Mayora yang membeli bahan bakunya dari petani lokal, salah satunya untuk produk kopinya. Dia berharap hal ini bisa terus ditingkatkan sehingga bisa menjadi pendorong ekonomi Indonesia ke depannya.
"Saya sangat menghargai sekali dengan apa yang dilakukan Mayora yang telah membina petani, produksi mereka bisa dibeli.‎ Pemerintah ingin meningkatkan ekspor dan investasi, kita ingin semua berkolaborasi, perusahaan dan pemerintah. Bahwa kunci keberhasilan ekonomi Indonesia ekspor dan investasi bisa dicapai dengan baik," tandas dia.
Â
Advertisement