Sukses

Dorong Pertanian Madura, Menteri Amran Beri Bantuan Rp 135 Miliar

Sebesar Rp 10 miliar tersebut merupakan bentuk bantuan Kementerian Pertanian dalam wujud alat mesin pertanian, benih tanaman pertanian, hingga hewan ternak.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan senilai Rp 135 miliar untuk empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur. Pemberian itu dilakukannya saat berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (19/2/2019).

"Kami tidak akan menginjak Madura kalau tidak bawa oleh-oleh berupa bantuan. Berapa bantuan yang dibawa ke Madura? Rp 10 miliar. Nanti aku tambah lagi kalau mau ditambah," ujar dia.

Adapun nominal Rp 10 miliar tersebut merupakan bentuk bantuan Kementerian Pertanian dalam wujud alat mesin pertanian (alsintan) seperti hand tractor dan pompa air, benih tanaman pertanian, hingga hewan ternak seperti sapi, kambing dan ayam.

Amran juga menyebutkan, Kementerian Pertanian juga mengalokasikan anggaran 2019 kepada Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep senilai Rp 125 miliar. Dengan begitu, total pemberian untuk Madura mencapai Rp 135 miliar.

Lebih lanjut, ia juga turut memuji keberhasilan Madura sebagai salah satu daerah penghasil jagung untuk pakan ternak. Padahal, sambungnya, produksi jagung untuk pakan ternak di wilayah tersebut dulunya lebih banyak mengandalkan hasil impor yang dikirimkan lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

"Kita dulu impor jagung dari Argentina dan Amerika 3,5 juta ton, kurang lebih Rp 10 triliun. Empat kali kunjungan ke Madura, kami mau jangan Surabaya disuplai dari negara lain. Kini Madura sudah bisa suplai di tanah sendiri," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mentan Angkat Bicara soal Masih Adanya Impor Pangan

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menanggapi pernyataan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto yang mengkritik langkah pemerintah Jokowi-JK lantaran banyak impor sejumlah bahan pangan seperti jagung dan beras.

Dia menuturkan, itu merupakan ungkapan yang keliru, sebab pemerintah kini sudah banyak mengekspor bahan pangan ketimbang mengimpornya. "Kita sudah ekspor kok diceritakannya impor," kata dia di Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (19/2/2019).

Meski beberapa waktu lalu pemerintah masih mendatangkan segelintir produk pangan dari luar negeri, ia meneruskan, jumlahnya sudah banyak dikurangi. Sebagai contoh, sebutnya, yakni produksi jagung untuk pakan ternak yang 2018 lalu alokasi impornya telah jauh menipis.

"Ini yang masalah impor khususnya jagung, memang terjadi penurunan drastis seperti disampaikan pak Presiden (Jokowi). Itu berkurang lebih dari 3 juta ton jadi 180 ribu impor di tahun 2018," ungkap dia. 

Impor jagung untuk pakan ternak ini, ia melanjutkan, bahkan telah dihentikan untuk di Surabaya dan sekitarnya, dan lebih mengandalkan produksi lokal dari petani jagung di Madura.

"Dulu kita impor jagung dari Argentina dan Amerika (Serikat) masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Alhamdulillah sekarang kami berterimakasih kepada petani jagung di Madura ini, karena bisa menyuplai Jawa timur ini, khususnya Surabaya," tutur dia. 

"Dan kita impor jagung tidak masuk lagi, jangan cuma impor. Tahun lalu kita ekspor 380 ribu ton ke Filipina dan negara lainnya. Doakan ekspor tahun ini meningkat," dia menambahkan.

Adapun secara target, Amran berharap, jumlah produksi jagung nasional yang bisa diekspor  bisa meningkat pada 2019. "Doakan mudah-mudahan kita bisa ekspor 500 ribu ton," kata dia.