Sukses

Genjot Populasi Sapi Potong, Mentan Optimalkan Program Ini di Jatim

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman apresiasi kinerja program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) yang diterapkan di Jawa Timur.

Liputan6.com, Pamekasan - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) yang diterapkan di Jawa Timur.

Program itu disebutkannya berhasil mengangkat populasi sapi potong di Jawa Timur pada 2018 mencapai 4.657.567 ekor. 

Secara nasional, ia menghitung, sejak pelaksanaan Upsus SIWAB pada 2017 hingga 16 Februari 2019, sudah lahir sebanyak 2.960.936 ekor sapi milik peternak di Indonesia.

"Jawa Timur sebagai lumbung ternak dengan populasi sapi terbesar di tingkat nasional diharapkan terus mengoptimalkan peningkatan kelahiran pedet-pedet (anak sapi) untuk percepatan peningkatan populasi," ujar dia di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (19/2/2019).

Sementara Bupati Pamekasan Badrut Tamam mengklaim, sapi yang ada di Pulau Madura merupakan bentuk kekayaan genetik bangsa. Ia menyatakan, sepertiga populasi sapi di Jawa Timur ada di Madura. 

"Jadi pengembangan agribisnis sapi potong di Madura mempunyai makna yang sangat strategis dan layak dikembangkan sebagai penggerak ekonomi daerah," ucapnya. 

Kabupaten Pamekasan, diutarakan Badrut mendapat apresiasi bergengsi dengan terpilihnya program INTAN SAKA (Inseminasi Buatan Satu Tahun Satu Ekor) pada ternak sapi dan SIGAP SRATUS 369 PLUS (Aksi Tanggap Sapi Madura Bunting dan Partus) sebagai Top 35 Program Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional Tahun 2016 dan 2017.

"Bahkan sejak tahun 2017, melalui UPSUS SIWAB yang sinergis dengan INTAN SAKA, kinerja kelahiran hasil inseminasi buatan di kabupaten Pamekasan mencapai 32.534 ekor," tutur Badrut. 

 

2 dari 2 halaman

Diperluas, Pemerintah Beri KUR Peternak Sapi pada 2019

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menggelar rapat koordinasi mengenai penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus peternakan. Rapat ini dihadiri oleh perwakilan kementerian teknis dan perbankan sebagai penyalur.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani mengatakan, pemerintah akan menyalurkan KUR bagi peternak khususnya peternak bidang sapi potong dan sapi perah. Peternak ini nantinya akan mendapat KUR dengan bunga 7 persen.

"Intinya untuk peternakan ini kan ada KUR khusus ya. Kekhususannya nanti diberikan tetap bunganya 7 persen. Kemudian nanti ada jangka waktu untuk kredit kerja sama kredit investasi. Itu jangka waktunya beda investasi 5 tahun dan modal kerja 4 tahun," ujarnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Kamis  17 Januari 2019.

Pemberian KUR peternakan nantinya akan dialokasikan secara berkelompok (cluster) sehingga lebih tepat sasaran. "Kan harus ada dalam lokasi yang sama. Jadi lebih efisien jika dalam satu lokasi yang sama. Paling tidak, tidak individual lagi," kata dia.

Pemberian KUR secara kluster ini, kata Fini, akan lebih mudah dan efisien. Sebab, peternak akan mendapat KUR dan juga pasar yang memadai. "Bisa membangun kemitraan dengan oftaker itu. Kan kita sementara disini banyak yang butuh sapi. Peternak juga tahu mau pasarkan dimana," katanya.

Sementara itu hingga akhir 2018, pemerintah telah menyalurkan KUR sektor produksi termasuk peternak sebesar Rp 120,31 triliun dengan non performing loan (NPL) hanya 1 persen. 2019, jumlah ini akan bertambah menjadi Rp 140 triliun.

"Di tahun 2018 untuk semua sektor ada Rp 120,31 triliun yang terserap dengan NPL hanya 1 persen. Di 2019 untuk semua sektor ekonomi ada Rp 140 triliun yang tersedia. Bunganya tetap 7 persen. Untuk mikro plafonnya 25 juta dan untuk yang kecil antara Rp 25-50 juta," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: