Sukses

Menhub: Tarif MRT Ditetapkan Pekan Depan

Masalah tarif merupakan kewenangan dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta selaku pemilik dari PT MRT Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, penetapan tarif Mass Rapit Transit (MRT) akan dilakukan pada pekan depan.

Budi mengungkapkan masalah tarif ini merupakan kewenangan dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta selaku pemilik dari PT MRT Jakarta, pengelola MRT.

"Tarif kewenangannya Pemda DKI," ujar dia di Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Hingga saat ini tarif tersebut memang belum ditetapkan. Namun demikian, diperkirakan pada pekan ini sudah ada penentuan tarif oleh Pemda DKI Jakarta, ‎

"Belum ditetapkan. Mungkin minggu depan ditetapkan," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar. Menurut dia, penetapan tarif akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sebelum MRT beroperasi.‎‎

"Nanti Pemprov yang akan menentukan, sedang digodok oleh Pemprov. Jadi nanti biar saja yang mengumumkan.‎ Sebelum pengoperasian sudah harus diumumkan," ungkap dia.

Namun dia belum bisa memastikan apakah nanti akan ada tarif promosi pada awal pengoperasian moda transportasi massal tersebut.‎‎"(Tarif promosi)‎ Belum tahu. Uji coba di Maret, operasi di Maret juga," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Keberadaan MRT Jakarta Bakal Kembangkan 62 UMKM Lokal

Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Ghamal Peris mengungkapkan, MRT Jakarta dipercaya akan menumbuhkan perekonomian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat beroperasi pada Maret 2019.

Nantinya akan ada 62 UMKM lokal yang dilibatkan di titik-titik tertentu pada saat MRT Jakarta beroperasi.

"Jadi masalah ritel kita tentunya akan membuka akses untuk semua ritel. Dan sekarang sudah masuk masa kedua, total nanti akan ada 62 ritel yang masuk ke kita," ungkapnya di Jakarta, Selasa (12/2).

Sebagai fase pertama, pihaknya akan menyediakan 16 titik untuk para UMKM tersebut. Manajemen mengaku kini masih mempertimbangkan kemungkinan baru untuk membuka titik-titik lain.

"Selain itu, kita memberikan kesempatan kepada UMKM hingga 16 titik untuk fase pertama. Dan akan dibuka ke depannya karena sebenarnya masih ada titik-titik kosong yang kita akan tunggu sampai operasi supaya kita bisa mengevaluasi passenger flow," ujar dia.

Sementara itu, untuk biaya sewa sendiri akan dikenai biaya sekitar Rp 1,3 juta. Dengan sejumlah nominal itu, MRT Jakarta telah menyediakan booth dengan harga Rp 15 juta.

"Biaya UMKM sekitar Rp 1,3 juta per bulan biaya sewa, hanya itu yang perlu mereka keluarkan. Booth kita sediakan senilai Rp 15 juta dan dari segi UMKM itu konsep kita inkubasi bisnis. Jadi pada saat nanti mereka berkembang bisnisnya kita bisa kenalkan ke investor kita untuk bawa mereka ke the next level," pungkasnya.