Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat 2,68 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang Januari hingga pertengahan Februari 2019 (year on year).
"Per 13 Februari 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tercatat pada level Rp 14.027 per USD. Sehingga, rupiah mengalami apresiasi sebesar 2,68 persen dibandingkan awal tahun 2019," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Faktor utama yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah keputusan Bank Sentral atau the Federal Reserve (the Fed) yang tetap mempertahankan suku bunga acuan Amerika Serikat di level 2,25 persen hingga 2,5 persen.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun mengalami penguatan, pemerintah terus mewaspadai beberapa risiko-risiko global yang dapat memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah, di antaranya kelanjutan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok serta perkembangan lebih lanjut terkait dengan Brexit.
Sementara itu, cadangan devisa Indonesia berada pada level yang cukup tinggi, yakni sebesar USD 120,1 miliar pada akhir Januari 2019. Meski demikian, angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pada akhir Desember 2018 sebesar USD 120,7 miliar.
"Posisi cadangan devisa ini masih setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Rupiah Menguat Terdorong Ekspektasi Kesepakatan Dagang AS-China
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini. Pada hari ini rupiah diprediksi menguat ke level 14.000 per dolar AS hingga 14.050 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (20/2/2019), rupiah dibuka di angka 14.064 per dolar AS, menguat dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.103 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.059 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.040 per dolar AS hingga 14.071 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 2,30 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.055 per dolar AS. Patokan pada hari ini menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.119 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, dolar AS melemah terhadap hampir semua mata uang kuat utama dunia. Hal tersebut didorong oleh ekspektasi investor bahwa akan tercapai kesepakatan perdagangan antara AS-China dalam perundingan perjanjian perdagangan berikutnya.
Baca Juga
Â
"Permintaan dolar sebagai aset safe haven melemah dan mendorong penguatan yuan China yang meningkat tadi malam. Rupiah kemungkinan besar menguat seiring penguatan yuan terhadap dolar tersebut," ujar Ahmad dikutip dari Antara.
Para pelaku pasar masih mengamati perundingan dagang antara AS dan China yang merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Pembicaraan sebelumnya di Beijing berakhir dengan kesepakatan, oleh sebab itu para pelaku pasar masih mengikuti pembicaraan lanjutan di Washington ini.
Sentimen positif datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China berlangsung baik dan menambahkan bahwa tenggat waktu Maret kemungkinan akan diundur.
Selain itu, para pelaku pasar juga menantikan risalah hasil pertemuan dewan rapat kebijakan bank sentral AS atau Federal Open Market Committee (FOMC).
Ahmad memperkirakan, pada hari ini rupiah kemungkinan menguat ke level 14.000 per dolar AS hingga 14.050 per dolar AS.
Advertisement