Liputan6.com, Seattle - Pegawai di gudang logistik Amazon curhat mengenai sistem kerja yang terbilang brutal di peak season. Jadwal kerja yang padat membuat ambulans bolak-balik datang ke gudang.
Dilaporkan Business Insider, jadwal berat terjadi seperti saat Black Friday di mana lembur menjadi wajib (mandatory overtime). Pasalnya, ada jutaan produk yang harus dikirim setiap Black Friday dan naik 50 persen lebih tinggi dari hari-hari biasa.
Advertisement
Baca Juga
Pada hari biasa, pegawai bekerja empat shift selama 10 jam, totalnya 40 kerja seminggu. Di musim puncak, jadwal bertambah menjadi enam shift selama 10 jam atau lima shift selama 12 jam penuh, totalnya 60 jam hari kerja, dan mendapat upah tambahan hingga 50 persen.
"Kamu menjadi budak selama kerja mingguan 60-jam. Saya lelah dan kesal dan gusar," ujar pegawai Amazon dari California, Jazzy Williams, kepada Business Insider.
Lingkungan kerja yang hectic memberikan masalah keamanan sendiri bagi pegawai, terutama karena paket barang seperti pisat dan jebakan tikut. Ambulans pun mondar-mandir ke pabrik.
"Ini adalah satu tempat di mana aku merasa sangat tidak aman," ujar sumber lain. Ada pula pegawai yang bisa berjalan hingga total 32 kilometer sehari kala periode ini, pasalnya pegawai memang harus bolak-balik mengurus barang.
Amazon menyanggah tudingan miring mengenai pabriknya. Perihal barang berbahaya pun, Amazon menyebut memiliki kapabilitas mumpuni.
"Kami memiliki kelompok berdedikasi di pusat fulfillment kami di mana staff membungkus, melindungi, dan memeriksa semua produk sebelum mereka diletakan di dalam tempat penyimpangan," ujar keterangan resmi Amazon.
Amazon juga tak mau mengakui peningkatan jumlah pegawai yang butuh ambulans selama musim sibuk. "Berkat manajemen keselamatan kami yang kuat dan pencatatan yang tekun, kami mengetahui fakta bahwa catatan insiden tidak bertambah selama musim puncak," ujar pihak Amazon.
Bukan Kasus Pertama
Meski menyanggah, ini bukan pertama kalinya muncul keluhan dari pihak pegawai. Tahun lalu, Business Insider pernah menguak bagaimana pegawai gudang Amazon sampai rela buang air kecil di botol karena mereka terlalu sibuk.
Masih pada tahun lalu, senator Bernie Sanders sempat menyerang Amazon karena situasi pegawai. Senator sayap kiri itu kesal karena Amazon dimiliki oleh orang terkaya di dunia, namun kondisi pegawai memprihatinkan.
"Tak hanya masalah upah kecil yang membuat Amazon mengkhawatirkan. Terdapat cerita-cerita yang sangat mengerikan mengenai kondisi kerja di pusat-pusat fulfillment yang dijalankan Amazon dan kontraktornya," ujar Bernie.
Advertisement