Liputan6.com, Sumenep Kementerian Pertanian (Kementan) meneguhkan komitmennya untuk menjadikan Madura sebagai salah satu lumbung pangan di Indonesia. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, usai rapat koordinasi dengan Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, di Sumenep, Sabtu (23/2/2019). Rapat koordinasi ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, ke Pamekasan, Selasa (19/2/2018).
Dalam rapat koordinasi yang juga dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI Yus Sudarso tersebut, Syukur mengatakan bahwa Pulau Madura mempunyai potensi pertanian yang luar biasa. Apabila potensi ini dikembangkan, akan menjadikan Madura sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Timur.
Baca Juga
Menurutnya, untuk komoditas jagung saja, Madura memiliki potensi seluas 365 ribu ha.
Advertisement
“Belum lagi padi, bawang merah, cabai, juga sektor peternakan. Madura kan memiliki populasi sapi yang cukup besar,” ujar Syukur.
Hanya saja, imbuhnya, potensi tersebut belum dikembangkan secara optimal karena beberapa kendala. Masalah pengairan menjadi kendala utama karena sebagian besar lahan bertanian di Madura adalah lahan tadah hujan.
“Kondisinya jika hujan, lahan kebanjiran, sedangkan jika kemarau lahan kekeringan. Ada juga sungai, namun areal di sekitarnya masih kekeringan,” ucap Syukur.
Setelah memetakan potensi pengembangan dan permasalahan yang dihadapi, Kementerian Pertanian akan memberikan bantuan dalam empat program besar, yakni Perbaikan Infrastruktur, Modernisasi Pertanian, Peningkatan Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan, serta Program Peningkatan Kapasitass Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk perbaikan infrastuktur, terutama untuk mengatasi masalah kekeringan dan banjir, Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa pembangunan embung, long storage, dan pompa air.
“Dengan pengelolaan air yang baik, diharapkan petani bisa panen dua kali atau bahkan tiga kali,” kata Syukur.
Selain itu, Kementan juga memberikan alat dan mesin pertanian (alsintan) sebagai bagian dari modernisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi keterbatasan tenaga kerja.
“Kementerian Pertanian juga akan meluncurkan program petani milenial dan santri milenial untuk menarik pemuda kembali mengembangkan sektor pertanian,” ujar Syukur.
Sementara itu, untuk meningkatkan mutu hasil panen, Kementerian Pertanian akan memberikan bantuan UV Dryer kepada masing-masing kabupaten sebanyak dua unit.
“Alat pengering ini sangat efisien, karena tidak menggunakan bahan bakar. Kapasitasnya tiga ton dan bisa mengeringkan jagung dengan kadar air 15 persen dalam dua hari,” ucap Syukur.
Secara keseluruhan, bantuan yang dikucurkan untuk percepatan pengembangan pertanian di Madura nilainya mencapai Rp 135 miliar.
“Untuk Kabupaten Sumenep sendiri, total bantuannya sekitar 35 miliar,” kata Syukur.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Yus Sudarso, mengapresiasi langkah cepat Kementerian Pertanian dalam pengembangan pertanian di Madura.
“Saya pikir belum hilang lelahnya setelah Kunjungan Kerja Menteri, sekarang sudah datang Pak Sekjen dengan tim teknis yang sudah siap melaksanakan kegiatan,” ujarnya.
Menurut Yus, komitmen pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian, menjadi langkah awal percepatan pembangunan pertanian di Madura dan menjadikan Madura sebagai salah satu lumbung pangan di Indonesia.
Di tempat yang sama, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Sumenep sebagai daerah percontohan industri pertanian.
“Kita akan jadikan Sumenep ini industri pertanian yang lengkap di satu kawasan. Tidak hanya berbicara pertaniannya, tapi pengolahan dan pemasarannya juga,” ucapnya.
Busyro pun berharap dengan upaya percepatan pengembangan potensi pertanian di Madura, kawasan Sumenep dapat menjadi lumbung pangan yang bisa memenuhi kebutuhan di kawasan sekitarnya.
(*)