Sukses

Sri Mulyani Sebut Kartu Sakti Jokowi Tak akan Membuat Ledakan Anggaran

Keberadaan kartu sakti dikatakan bisa membuat penanganan kemiskinan di Indonesia menjadi lebih sistematis dan terintegrasi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat suara terkait kartu sakti yang akan dikeluarkan Calon Presiden Joko Widodo ( Jokowi). Keberadaan kartu baru tersebut dikatakan bisa membuat penanganan kemiskinan di Indonesia menjadi lebih sistematis dan terintegrasi.

"Jadi beliau (Jokowi) menyampaikan bahwa untuk program penanganan kemiskinan yang selama ini menggunakan PKH dan bantuan pangan non tunai maka itu akan bisa diubah menjadi suatu kartu baru yang bisa meng-cover khusus untuk kebutuhan masyarakat miskin," kata Sri Mulyani di Gedung BPJS Kesehatan, Jakarta, Senin (25/2/2019).

Saat ini, ada beberapa jenis kartu yang sudah dikeluarkan. Misal untuk pendidikan ada Kartu Indonesia Pintar (KIP), bidik misi, bea siswa Kementerian Agama hingga LPDP.

"Maka ini bisa dijadikan suatu program yang lebih terintegrasi dari mulai awal hingga sampai pada pendidikan tinggi. Sehingga masyarakat kita bisa tercover," ujarnya.

Hal tersebut juga dapat dilakukan di bidang kesehatan. Di mana semua program dan kartu diintegrasikan menjadi satu.

"Maka ini juga bisa untuk didesain dan diintegrasikan lagi. Jadi yang disampaikan adalah merupakan suatu keberlanjutan atau perbaikan dari program - program yang selama ini sudah mulai membangun pondasi bagi Indonesia yang maju, yaitu Indonesia yang setiap masyarakatnya terlindungi kebutuhan pangan, kebutuhan dari sisi kesehatan dan kebutuhan dari sisi pendidikan," ujar dia.

Sementara dari sisi anggaran, Sri Mulyani menyebut bahwa program tersebut tidak akan menimbulkan ledakan anggaran. Bahkan bisa menjadi lebih efisien, sebab selama ini anggaran yang digunakan itu terpragmentasi di berbagai macam program.

"Maka dengan insiatif ini akan bisa memberikan peluang untuk program - program ini bisa dievaluasi secara menyeluruh dan anggaran yang selama ini terpragmentasi bisa dikonsolidasikan. Jadi menurut saya ini adalah suatu langkah yang bagus dan akan lebih baik dari sisi dampaknya dari sisi anggaran mungkin tidak akan menimbulkan suatu ledakan tapi bahkan merupakan sesuatu yang jauh lebih akuntable karena dana dana yang selama ini mungkin terpragmentasi bisa menjadi jauh lebih terkonsolidasi dengan baik," dia menandaskan.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Dua Kartu

Sebelumnya, Calon Presiden Joko Widodo ( Jokowi) memperkenalkan kartu sakti barunya dalam Pilpres 2019. Dia berjanji akan mengeluarkan dua kartu baru untuk membantu rakyat kurang mampu.

Jokowi mengatakan, akan memperkuat program yang sudah ada. Seperti Program Keluarga Harapan yang jumlahnya akan ditambah. Saat ini penerima PKH sudah 10 juta orang.

"Akan saya perkuat dengan program kartu Sembako Murah, kartunya seperti ini, nanti akan ada kartu sembako murah seperti ini," jelas Jokowi dalam pidato politik berjudul 'Optimis Indonesia Maju' di SICC, Sentul, Jawa Barat, Minggu (24/2).

Tidak cuma itu saja, Jokowi juga punya kartu sakti baru. Dia memperkuat program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Nantinya, KIP akan mengcover pendidikan hingga tingkat kuliah.

"Kemudian Kartu Indonesia Pintar, KIP, yang sekarang hanya sampai di SMA atau SMK, juga jadikan KIP kuliah, seperti ini, artinya Kartu Indonesia Pintar, KIP kuliah akan dapat membantu biaya pendidikan, membantu biaya pendidikan mulai dari anak usia dini, hingga kuliah dengan kartu ini," tegas Jokowi.

Jokowi juga mengenalkan satu kartu lainnya, yaitu Kartu Pra-Kerja. Kartu ini berfungsi untuk menfasilitasi pelatihan kerja bagi para pencari kerja.