Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menegaskan Unicorn di Indonesia tidak akan bisa dikuasai asing. Saat ini terdapat 4 Unicorn di Indonesia yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.
Dia kembali memastikan jika meski mendapat suntikan dana dari asing, Unicorn tidak akan berganti kepemilikan. Sebab model bisnisnya berbeda dengan perusahaan konvensional.
Advertisement
Baca Juga
Jika di perusahaan biasa, pemimpin bisa berganti menjadi pemilik modal terbesar. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Unicorn. Kepemimpinan tetap berada di tangan founder.
"Start up enggak gitu. Founder itu gak boleh keluar malah, meski suatu saat listed. Venture capitalnya? ya mereka cuma uang aja," ujar dia di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Dia mencontohkan, PT Djarum yang menyuntikkan dana di beberapa start up di Indonesia. Namun pimpinan Djarum tidak bisa menjadi direktur di perusahaan start up tersebut.
"Unicorn Indonesia misalnya, Djarum investornya, Astra ke Gojek misalnya, paling mentok jadi komoisaris aja. CEO, Founder dan lain-lain itu ya dari perusahaan. Mereka believes jadi investor. Zaky (Bukalapak), Fery (Traveloka), William (Tokopedia), Nadiem (Gojek) ya gak boleh keluar," tegas dia.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Modal yang Masuk ke Unicorn Berbeda dengan Deposito Bank
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong menekankan, modal yang ditanam pada unicorn terutama di e-commerce berbeda dengan deposito perbankan.Â
Hal ini ia kemukakan mengingat maraknya pembicaraan mengenai unicorn dalam negeri yang dikuasai investor asing.Â
"Perlu saya tekankan modal yang ditanam e-commerce sangat berbeda sekali dengan deposito di perbankan. Investor yang masuk ke e-commerce atau ekonomi digital sadar sekali bahwa sekali mereka masuk maka tidak akan bisa keluar," ujar dia di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Baca Juga
Dia menambahkan, hanya ada tiga cara bagi investor di sektor e-commerce dapat keluar dari platform ekonomi digital tersebut.
"Keluar hanya dengan 3 cara pertama yaitu IPO, kedua jual ke investor lain, atau ketiga nilainya di nol," ujar dia.
Dia justru mengapresiasi dengan kehadiran unicorn di dalam negeri, investasi di sektor international berpotensi untuk dapat ditingkatkan.
"Karena kalau bukan karena investasi dan arus modal yang deras masuk ke dalam unicorn tapi juga banyak ke startup lainya maka investasi international ini turun bukan naik," ujar Thomas.
Â
Advertisement