Sukses

Bahan Makanan hingga Bensin Picu Februari 2019 Deflasi

Deflasi tersebut disebabkan turunnya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,11 persen.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 135,83 pada Januari 2019 menjadi 135,72 pada Februari 2019.

Deflasi tersebut disebabkan turunnya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,11 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari 2019 antara lain daging ayam ras (0,06 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,05 persen), bawang merah (0,04 persen), cabai rawit (0,02 persen), ikan segar (0,01 persen), wortel (0,01 persen), jeruk (0,01 persen), dan bensin.

Untuk bensin, penurunan harga terjadi pada komoditas bensin nonsubsidi, yaitu Pertamax dan Pertamax Turbo.

"Untuk bensin, per 10 Februari kemarin ada penurunan kan ya. Pertamax dan Pertamax Turbo. Bobot Pertamax lebih tinggi daripada Pertamax Turbo. Itu menyumbang deflasi Februari ini," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat (01/3/2019).

Tercatat hanya kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi sebesar 0,24 persen,. Sementara enam kelompok pengeluaran lainnya sumbang inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen terhadap deflasi nasional.

 

2 dari 2 halaman

BPS: Februari 2019 Tercatat Deflasi 0,08 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi 0,08 persen pada Februari 2019. Ini berbeda dibandingkan Februari 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (yoy) dan Januari 2019 sebesar 0,32 persen (mtm).

"Pada Februari 2019, terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Untuk tahun kalender sebesar 0,24 persen, sedangkan tahun ke tahun terjadi inflasi 2,57 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Jakarta, Jumat (1/3/2019).

Menurut dia, [deflasi ]( 3884896 "")di Februari pernah terjadi pada 2016 lalu. Deflasinya bahkan lebih tingginya yaitu sebesar 0,09 persen.

"Pernah deflasi lebih tinggi dari ini, yaitu di ‎Februari 2016 yang mengalami deflasi 0,09 persen," kata dia.

Yunita menjelaskan, dari 82 kota cakupan perhitungan indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 69 kota mengalami deflasi. Sedangkan 13 kota mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,11 persen dan terendah Serang sebesar 0,02 persen. Sedangkan inflasi tertinggi yaitu di Tual sebesar 2,98 persen dan terendah di Kendari sebesar 0,03 persen.

"Deflasi di Merauke ‎lebih disebabkan oleh penurunan harga sayuran, cabai, itu mengalami penurunan harga‎. Inflasi tertinggi di Tual disebabkan karena sayuran khususnya bayam dan ikan segar," kata dia.