Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan sektor ekonomi digital, khususnya e-commerce terus tumbuh dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data yang dihimpun BI, terjadi peningkatan signifikan pada nilai transaksi e-commerce. Transaksi di platform e-commerce mencapai hingga Rp 13 triliun per bulan.
"Kalau sekarang kita lihat aktifitas sektor real yang sudah lewat digital ekonomi ini kelihatan meningkat," kata dia, di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (3/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Misalnya data transaksi e-commerce yang diperoleh BI, itu menunjukkan peningkatan melalui e-commerce itu paling tidak yang BI capture sekarang setiap bulan itu sekitar Rp 11 triliun sampe Rp 13 triliun per bulan. Kalau setahun kan bisa Rp 140-an triliun," lanjut Mirza.
Dia mengakui jika dibandingkan dengan total transaksi sektor riil, maka transaksi e-commerce memang belum terlalu besar. Namun, pertumbuhan transaksi di platform e-commerce sangat signifikan.
"Memang kalau dibandingkan keseluruhan transaksi sektor ritel tentu masih kecil tapi kalau kita lihat pertumbuhannya, pertumbuhannya itu sudah 100 persen sampai 150 persen yoy. Jadi misalnya Januari over Januari, Desember over Desember," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Kadin Akui Marketplace Berikan Akses Pasar Besar buat UKM
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Rosan P Roeslani, mengungkapkan jika keberadaan marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia menjadi penting di tengah perkembangan teknologi saat ini. Sebab, kehadirannya mendongkrak sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Terutama keberadaan marketplace ini mereka bisa memberikan akses pasar yang sangat luar biasa kepada UKM kita," kata Rosan dalam acara Kadin Enterpreneurship Forum 2018, di Satoo Garden, Shangri-La Hotel Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Baca Juga
Rosan mengatakan, saat ini sudah banyak sekali para UMKM yang memanfaatkan keunggulan pemasaran melalui internet dan digital. Mereka juga memanfaatkan keberadaan sejumlah e-commerce atau pasar digital yang menawarkan tempat promosi dan pemasaran.
"Yang di masa lampau mungkin tidak menpunyai akses pasar yang begitu terbuka. Ini sangat bisa menjangkau tidak hanya Indonesia tapi juga bisa menjangkau di seluruh dunia," kata Rosan.
Sebelumnya, Rosan memproyeksikan bahwa pada 2025 Indonesia berpotensi memiliki pasar ekonomi digital hingga mencapai sekitar Rp 2.000 triliun. Sementara, untuk pasar Asia pada 2025 mencapai USD 240 miliar atau sekitar Rp 3.480 triliun (kurs Rp 14.500).
"Kalau kita lihat dari angka angka itu Indonesia menjadi leader Asia Tenggara," katanya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement