Sukses

2 Jenis Tiket yang Bisa Digunakan untuk Naik MRT Jakarta

Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta akan beroperasi pada akhir bulan ini. Moda transportasi tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta menawarkan dua jenis tiket yang akan dijual kepada para penumpang. Jenis tiket ini hampir sama seperti yang ditawarkan oleh kereta commuter line Jabodetabek.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, pertama, tiket dengan satu stasiun tujuan (single journey). Tiket ini hanya bisa digunakan sekali untuk menuju stasiun yang ditentukan.

"Terkait dengan jenis (tiket), akan ada dua jenis tiket. Pertama adalah single journey ticket itu sekali digunakan dan tiket itu bisa dikembalikan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Senin (4/3/2019).

Jenis tiket kedua yaitu tiket yang bisa digunakan berkali-kali dan untuk ke semua stasiun tujuan (mutiple journey). Selain kedua jenis tiket tersebut, nantinya kartu uang elektronik (e-money) yang diterbitkan oleh perbankan nasional bisa digunakan untuk naik moda transportasi massal ini.

"Atau yang multiple journey, itu bisa di-topup nantinya. Tapi saat MRT Jakarta mulai beroperasi semua kartu-kartu bank kita juga bisa gunakan," ungkap dia.

Sehingga, lanjut William, nantinya e-money yang dimiliki masyarakat bisa digunakan untuk berbagai moda angkutan massal di Ibu Kota seperti TransJakarta, Kereta Rel Listrik (KRL) dan juga MRT.

"Jadi yang selama ini naik TransJakarta atau pakai KRL atau transportasi lain itu juga bisa digunakan di MRT Jakarta," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jakarta Terlambat Bangun MRT

Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta akan beroperasi pada akhir bulan ini. Moda transportasi tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia.
 
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, sebenarnya MRT ini sebenarnya termasuk terlambat dibangun di Jakarta. ‎
 
"Sekarang ini memang masih Jakarta, tetapi Jakarta ini relatif terlambat sebenarnya punya MRT," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, pekan ini. 
 
Sebab, lanjut dia, saat ini jumlah penduduk di Ibu Kota sudah sangat padat. Jika digabungkan, saat ini jumlah penduduk di Jakarta dan kota sekitarnya mencapai 30 juta jiwa.‎
 
"Penduduk Jakarta sudah sangat banyak, jakarta sudah 11 juta, kalau jakarta dan sekitarnya itu sudah 25-30 juta," kata dia.
 
William berharap MRT ini juga bisa dibangun di kota lain. Menurut dia, banyak kota besar yang butuh moda transportasi seperti ini.
 
"Tapi kita berharap dalam waktu singkat MRT ini juga masuk ke provinsi lain di sekitar Jakarta, Banten atau Jawa Barat misalnya. Pada prinsipnya MRT ini siap untuk membantu melihat kemungkinan-kemungkinan di kota mana, dengan skala penduduk yang sudah tinggi yang membutuhkan MRT," jelas dia.
 
William menyarankan agar pemerintah kota (pemkot) di provinsi lain tidak menunggu sampai penduduknya bertambah padat untuk membangun MRT.
 
"Jadi jangan tunggu kotanya seperti Jakarta baru dibangun MRT, nanti susah. Jadi ada kota-kota yang sudah siap, kami siap bekerja sama untuk memberikan dukungan teknis agar kota-kota tersebut bisa membangun MRT juga," tandas dia.