Sukses

Menpar: Indonesia Perlu Terminal Khusus Maskapai Berbiaya Murah

Negara maju telah lebih dulu merealisasikan LCCT guna memberikan alternatif maskapai udara bagi para pengguna atau masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, selain maskapai dengan biaya murah atau low cost carrier (LCC), Indonesia dinilai perlu juga memiliki terminal bandara berbiaya murah (low cost carrier terminal/LCCT).

Lantaran negara-negara maju telah lebih dulu merealisasikan LCCT guna memberikan alternatif maskapai udara bagi para pengguna atau masyarakat.

"Kita harus attract banyak LCC ke Indonesia, tapi sayangnya Indonesia enggak punya LCCT, terminal yang murah. Di Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, London itu ada semua LCCT. Hampir semua negara besar ada, tapi Indonesia belum," ujarnya di Menara BCA, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).

Dia menjelaskan, keberadaan LCCT dapat mengakomodasi biaya tiket pesawat yang saat ini naik tinggi. Meski begitu, LCCT tidak perlu khawatir akan menelan rugi.

"Jadi orang-orang yang datang dari luar negeri dari terminal 2F yang akan dijadikan model itu biayanya rendah. Tapi jangan dikira LCCT akan rugi dengan full service carrier," ujarnya.

"Jadi LCCT tidak akan harus lebih rugi daripada yang normal. Karena dengan banyaknya orang disitu, ada ribuan orang, mereka bisa pasang jualan food and beverages (f&b) yang bisa nilainya lebih tinggi," dia menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Maret 2019, Terminal Khusus Penerbangan Murah Bakal Ada di Indonesia

Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya menyebutkan, Indonesia akan segera memiliki  Terminal Bertarif Rendah atau Low Cost Carrier Terminal (LCCT).

Hal itu bertujuan untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan ke Indonesia. Adapun LCCT pertama yang dimiliki Indonesia tersebut berlokasi di terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

"Maret ini de facto LCCT sudah ada di Indonesia," kata Arief di Skye Restaurant, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019).

Dia menyebutkan, ada terminal LCCT akan mampu mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik. Sebab biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih rendah.

"Biayanya lebih murah daripada yang normal (terminal full service)," ujar dia. 

Dia menyebutkan, selama ini pertumbuhan penumpang pesawat tertinggi adalah pengguna LCC, bukan full service. Namun, sayangnya Indonesia belum memiliki LCCT seperti yang telah ada di beberapa negara tetangga.

"Airlines peranannya sangat penting di dalam tourism Indonesia. Airlines dibagi 2, Full Service dan LCC. Pertumbuhan full service kurang dari 5 persen, pertumbuhan LCC lebih dari 20 persen. Indonesia tidak memiliki satu pun LCCT, mau mendarat dimana para LCC itu? ," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjutnya, Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta disulap menjadi LCCT pertama di Indonesia. Dengan harapan mampu menjadi daya tarik para wisatawan terutama dari mancanegara yang saat ini sebagian besar memilih bepergian dengan maskapai LCC.