Liputan6.com, New York - Indeks utama Wall Street jatuh pada hari Senin, terbebani laporan belanja konstruksi Amerika Serikat (AS) yang lemah dan penurunan saham perawatan kesehatan, karena memudarnya reli awal optimisme atas kesepakatan perdagangan AS-China.
Dilansir dari Reuters, Selasa (5/3/2019), pengeluaran konstruksi AS secara tak terduga turun pada Desember 2018 karena investasi dalam proyek-proyek swasta dan publik turun, membuat para ekonom memperkirakan pemerintah akan memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi untuk kuartal IV 2018.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum berbalik negatif, Wall Street telah naik menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat mencapai kesepakatan perdagangan formal pada pertemuan puncak sekitar 27 Maret 2019.
Optimisme atas dua ekonomi terbesar dunia yang mencapai gencatan senjata perdagangan telah menjadi faktor signifikan yang memicu reli pasar sejak akhir Desember 2018, bersamaan dengan kepercayaan investor bahwa Federal Reserve tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga. Indeks S&P 500 tetap naik lebih dari 11 persen di tahun 2019.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 206,67 poin, atau 0,79 persen, menjadi 25.819,65, S&P 500 kehilangan 10,88 poin, atau 0,39 persen, menjadi 2.792,81 dan Nasdaq Composite turun 17,79 poin, atau 0,23 persen, menjadi 7.577,57.
Buruknya kinerja Alabama Healthcare pada tahun ini merupakan faktor penekan utama indeks S&P 500 yang menurun terbesar, merosot 1,3 persen. Saham UnitedHealth Group turun 4,1 persen, membebani Dow Jones, sementara saham perusahaan asuransi kesehatan lainnya juga turun tajam.
Dalam berita kesehatan, Reuters melaporkan bahwa pembuat OxyContin Purdue Pharma LP sedang menjajaki pengajuan kebangkrutan untuk mengatasi potensi kewajiban signifikan dari tuntutan hukum yang menuduh perusahaan berkontribusi pada krisis opioid, mengirimkan saham beberapa penjual yang diperdagangkan secara publik dari perawatan nyeri opioid lebih rendah.
Sementara itu, saham AT&T turun 2,7 persen karena perusahaan merestrukturisasi bisnis WarnerMedia, menurut memo yang dikirim kepada karyawan pada hari Senin dan dilihat oleh Reuters.
Â