Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 12,5 triliun pada 2018. Angka tersebut naik 18 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Sedangkan untuk laba kotor tercatat Rp 6 triliun, naik sebesar 26 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tercatat Rp 695 miliar, naik sebesar 13 persen.
Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya menjelaskan, tahun 2018 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor properti di Indonesia. Namun Lippo Karawaci telah berhasil meningkatkan pendapatan perseroan selama tahun 2018 sebesar 18 persen.
Advertisement
"Prioritas utama kami dalam 6 bulan ke depan adalah untuk memperkuat arus kas dan neraca perseroan," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/3/2019).
Baca Juga
Ketut menjelaskan, pendapatan properti meningkat sebesar 33 persen menjadi Rp 4,6 triliun (yoy), memberikan kontribusi 37 persen terhadap total pendapatan. Sementara pendapatan recurring tumbuh sebesar 11 persen (yoy) menjadi Rp 7,9 triliun, memberikan kontribusi sebesar 63 persen terhadap total pendapatan
Pendapatan divisi Urban Development meningkat sebesar 49 persen (yoy) menjadi Rp 3,4 triliun di tengah tengah pelemahan pasar properti di tahun 2018.
Pendapatan divisi Large Scale Integrated relative datar naik sebesar 2 persen (yoy) menjadi Rp 1,2 triliun pada tahun 2018.
Pendapatan divisi Healthcare Lippo Karawaci naik sebesar 12 persen (yoy) menjadi Rp 6 triliun. Kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 8 persen (yoy), sementara penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 11 persen (yoy). Laba Bersih divisi Healthcare sebesar Rp 16 miliar.
Â
Divisi Komersial
Pendapatan divisi Komersial Lippo Karawaci meningkat sebesar 6 persen yoy menjadi Rp 819 miliar. Pendapatan Mal sedikit menurun sebesar 7 persen yoy menjadi Rp 368 miliar. Sementara pendapatan hotel meningkat sebesar 21 persen yoy menjadi Rp 451 miliar.
Perlu untuk diketahui bahwa pada 2018, grup Hotel Aryaduta telah membuka hotel bintang 5 baru di Kuta, Bali yang memiliki 178 kamar, dimana setiap kamar memiliki luas sekitar 50 m2, menyediakan ruang yang luas dan kenyamanan bagi para tamu. Ini merupakan Hotel Aryaduta yang ke-10 di seluruh Indonesia.
Bisnis Asset Management yang terdiri dari town management dan portofolio & properti management, tumbuh sehat sebesar 9 persen yoy menjadi Rp 1,1 triliun di tahun 2018 hal ini terutama disebabkan meningkatnya kontribusi dari divisi pengelolaan kota.
Pada akhir Oktober 2018, Lippo Karawaci berhasil menyelesaikan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan Manajer First REIT serta sebagian penjualan saham First REIT menghasilkan dana sebesar Rp 2,2 triliun.
Rencana divestasi aset LPKR sebagai bagian dari strategi asset light nya akan terus dilaksanakan, hal ini memungkinkan perseroan memposisikan dirinya untuk memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang menarik di seluruh sektor properti di Indonesia.
Advertisement