Sukses

Cara Garuda Indonesia Bikin Konsumen Jadi Loyal

Garuda Indonesia terus melakukan inovasi untuk mempererat ikatan dengan konsumen.

Liputan6.com, Jakarta - Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai penerbangan di Indonesia terus melakukan inovasi untuk mempererat ikatan dengan konsumennya, mulai dari menghadirkan live music di dalam pesawat hingga makanan khas Padang Sarimande yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Commercial Director Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan, Garuda Indonesia ingin terus berinovasi agar dapat memperkuat posisi sebagai market leader dengan meningkatkan loyalitas, kepuasan, dan kecintaan pelanggan.

"Apa yang membedakan Garuda dengan maskapai lain, kenapa harganya lebih tinggi itu karena kita berikan experience pada konsumen melalui hal-hal kecil seperti menghadirkan Sarimande," ujar Pikri di Jakarta, Kamis (14/03/2019).

Dia juga mengatakan, branding dan marketing yang Garuda terapkan punya pendekatan bukan hanya memancing orang untuk membeli, namun agar loyal dan merekomendasikan produk pada yang lain.

"Kita pancing konsumen beli, bukan hanya sekali beli tapi berkali-kali, bukan hanya berkali-kali tapi merekomendasikan kepada orang lain," tambahnya.

Garuda Indonesia sabet penghargaan di ajang bergengsi WOW Brand Festive 2019. Maskapai Burung Biru ini mendapat titel Gold di kategori Automotive, Transportation & Logistics dengan sub kategori Airline.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Garuda Kaji Batalkan Pesanan Pesawat Boeing 737 Max 8

Garuda Indonesia tengah mengkaji ulang pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Bahkan, Garuda membuka kemungkinan untuk membatalkan semua pesanan pascakecelakaan Ethiopia Airlines yang menggunakan jenis pesawat yang sama.

Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menjelaskan, saat ini Garuda masih memiliki pesanan 49 pesawat Boeing 737 Max 8.

"Kita belum sampai ke arah sana (pembatalan), tapi kemungkinan bisa saja, karena Lion juga sudah batalkan," kata Ari di Kementerian BUMN, Kamis (14/3/2019).

Sebenarnya, pascakecelakaan PK LQP milik Lion Air beberapa waktu lalu, Garuda Indonesia juga sudah mengkaji pengurangan jumlah pesanan Boeing 737 Max 8 dari 49 yang belum di-deliverhanya menjadi 20 unit pesawat, sementara sisanya akan ditukar dengan Bleing 787. 

"Tapi kalau kemudian kemarin ada kejadian Ethiopia Airline, ini mau bagaimana? Ini menjadi kekuatan kita dalam melakukan negosiasi dengan Boeing," tegasnya.

Garuda Indonesia saat ini memang mengoperasikan satu unit Boeing 737 Max 8. Hanya saja pesawat tersebut untuk sementara tidak diterbangkan sebagai tindak lanjut pengecekan ulang tingkat keselamatan dan keamanan pesawat itu sendiri.

Meski pesawat yang biasa digunakan untuk terbang ke Singapura ini tak terbang, Ari menyebut ini tak mempengaruhi bisnis Garuda Indonesia secara signifikan.

"Tentunya kita akan ajukan kompensasi ke Boeing, soalnya ini sudah empat hari tidak beroperasi. Kompensasi kita sedang hitung, termasuk biaya perawatannya selama tidak terbang," ucap mantan Dirut Pelindo III tersebut.