Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia dan Australia secara resmi menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Dalam perjanjian yang telah tersebut, Indonesia akan memangkas bea impor sebesar 94 persen untuk produk asal Australia secara bertahap. Sebaliknya, 100 persen bea impor produk asal Indonesia yang masuk ke Australia akan dihapus.
Baca Juga
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perjanjian ini membuka kesempatan bagi para pelaku industri termasuk, industri keramik untuk menjajal pasar ekspor ke Negeri Kanguru tersebut.
Advertisement
"Ekspor tentu kita akan dorong karena pasar Australia akan terbuka. Industri yang bisa didorong adalah yang masih punya kapasitas, salah satunya keramik, sehingga kita dorong supaya lebih dipercepat," kata Airlangga, di sela-sela Pameran Keramika, di JCC, Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Dengan demikian, lanjut dia, Indonesia dapat membalikkan keadaan. Jika dulu, bahan bangunan diimpor dari Australia, maka IA-CEPA memungkinkan bahan bangunan asal Indonesia untuk masuk pasar Australia.
"Kalau dulu building materials masuk dari Australia, sekarang sudah waktunya reverse, Indonesia masuk ke Australia," ungkapnya.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Susanto mengatakan bahwa pangsa pasar ekspor keramik Indonesia ke Australia adalah keramik jenis granit tile.
"Dengan IA-CEPA, ini akan berikan pasar baru lagi buat kita. Selama ini Aussie (Australia) banyak diisi produk Malaysia dan china. Tapi secara geografis kita lebih dekat kan. Peluang ini akan diambil industri. Saya rasa ini menjadi sasaran dan target bahwa ada pasar baru yaitu Australia," ujarnya.
Meskipun demikian, Edy mengaku belum dapat memprediksi secara terperinci berapa besar kebutuhan pasar Australia yang dapat disuplai oleh industri keramik Indonesia.
"Pasar Australia saya tidak tahu, tapi kita biasa lihat dari jumlah penduduknya. Kami yakin dengan produksi kami, segmen menengah ke atas, untuk granite tile yang merupakan kebutuhan Australia. Kapasitas kita ini kurang lebih 1 juta m2/tahun produksi granit," tegas Edy.
"Jadi kita yakin kapasitas yang besar ini, ini sangat memadai dan cukup untuk masuk ke segmen granit tile di pasar Australia. Secara volume memungkinkan buat kita untuk agresif main ke Australia," tandasnya.
Â
Industri Keramik Targetkan Produksi Naik Jadi 440 Juta Meter Persegi
Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) bakal  meningkatkan produksi keramik nasional. Pada tahun ini, produksi ditargetkan naik hingga 440 juta meter persegi.
"Tahun ini kita harapkan kapasitas (produksi) nasional akan meningkat 420 sampai 440 juta. Sebelumnya 370 sampai 380 juta. Ini optimisme baru," kata Ketua Umum Asaki, Edy Susanto, di Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Dia optimistis, target tersebut bisa dicapai dengan dukungan dari pemerintah lewat berbagai kebijakan, terutama untuk menekan barang impor di industri keramik, salah satunya kebijakan safeguard.
"Harapan kami, setelah safeguard jalan dari Oktober 2018, tahun pertama 23 persen tahun kedua 21 persen, tahun ketiga 19 persen, keliatan nih di keramik ada antusiasme baru," ungkapnya.
Optimisme industri keramik tersebut, dapat dilihat dari keterlibatan para pelaku usaha pada Pameran Keramika, yang diselenggarakan, di JCC.
"Dihadiri lebih dari 35 perusahaan keramik dalam negeri. Tahun lalu dan 2 tahun lalu lebih sepi, karena kondisi tidak memungkinkan. Dengan safeguard muncul optimisme baru. Semua berbondong-bondong ikut kembali perkenalkan produk mereka," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement