Sukses

Ini Daftar Komoditas yang Ekspornya Naik dan Turun di Februari 2019

Penurunan ekspor nonmigas Februari 2019 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada bahan bakar mineral yang turun USD 282,1 juta atau 14,54 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan pada Februari 2019 jika dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan lalu, ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 12,53 miliar atau menurun 10,03 persen dibandingkan ekspor pada Januari 2019 dan turun 11,33 persen dibandingkan Februari 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor nonmigas Februari 2019 tercatat sebesar USD 11,44 miliar. Angka ini turun 9,85 persen dibandingkan Januari 2019. Demikian juga jika dibandingkan dengan ekspor nonmigas periode yang sama di 2018 mengalami penurunan 10,19 persen.

"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2019 mencapai USD 26,46 miliar atau menurun 7,76 persen dibandingkan periode yang sama di 2018. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD 24,14 miliar atau menurun 7,07 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Dia menjelaskan, penurunan ekspor nonmigas Februari 2019 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada bahan bakar mineral yang turun USD 282,1 juta atau 14,54 persen. Kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati turun USD 208,9 juta atau 13,27 persen, alas kaki USD 138,7 juta atau 29,53 persen, bijih, kerak dan abu logam turun USD 149,5 juta atau 50,32 persen serta bahan kimia organik turun USD 98,4 juta atau 31,98 persen.

Meski secara total mengalami penurunan, namun ada juga komoditas ekspor Indonesia yang mengalami kenaikan pada Februari 2019. Kenaikan paling besar terjadi pada perhiasan dan permata sebesar USD 227,5 juta atau 53,03 persen, tembaga sebesar USD 62,9 juta atau 87,38 persen, bubur kayu/pulp turun USD 38,7 juta atau 25,06 persen, timah turun USD 33,1 juta atau 39,4 persen dan bahan kimia anorganik turun USD 21,1 juta atau 28 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 0,33 Miliar di Februari

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Februari 2019 surplus sebesar USD 0,33 miliar. Hal ini berbanding terbalik dari Januari 2019 yang defisit sebesar USD 1,16 miliar dan Februari 2018 yang defisit USD 120 juta.

"Sesudah 4 bulan kita mengalami defisit, Alhamdulillah bulan ini kita mengalami surplus. Kita berharap bulan-bulan berikutnya kita mengalami surplus," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019).‎ 

Dia menjelaskan, pada Februari 2019, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 12,53 miliar. Sedangkan impor sebesar USD 12,2 miliar.‎

"Pada Februari 2019, total ekspor sebesar USD 12,53 miliar. Dibandingkan Januari 2019, berarti ada penurunan 10,03 persen," ungkap dia.

Sedangkan impor pada Februari 2019 juga menurun drastis yaitu 18,61 persen dibandingkan impor di Januari 2019.

Dia menjelaskan, neraca perdagangan ini dipengaruhi harga komoditas baik migas maupun nonmigas pada Februari 2019. ‎Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti‎ nikel, tembaga, seng, karet dan sawit. Sedangkan yang mengalami penurunan yaitu minyak kernel dan batu bara.

"Komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan ada, tapi ada juga komoditas yang mengalami penurunan. Minyak mentah dan nonmigas ini berpengaruh pada nilai ekspor dan impor Indonesia," tandas dia.