Liputan6.com, Jakarta Banyak orang merasakan bahwa harga barang dan jasa kebutuhan pokok pada saat ini lebih mahal dibandingkan dengan harga barang dan jasa tersebut pada satu atau dua tahun yang lalu. Bahkan bagi sebagian masyarakat kenaikan harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari tersebut telah menjadi beban hidup yang sangat berat.
Kenaikan harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari dari waktu ke waktu tersebut disebabkan adanya apa yang disebut sebagai inflasi.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Hingga saat ini inflasi merupakan gejala ekonomi yang menjadi perhatian berbagai pihak. Inflasi tidak hanya menjadi perhatian masyarakat umum, tetapi juga menjadi perhatian dunia usaha, bank sentral, dan pemerintah. Namun, sebenarnya apa penyebab inflasi?
Pada artikel kali ini akan membahas penyebab inflasi. Sehingga kamu tidak perlu merasa bingung apa penyebab inflasi. Simak baik-baik penyebab inflasi di bawah ini ya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penyebab inflasi yang perlu kamu tahu, Minggu (17/3/2019)
Penyebab Inflasi
1. Inflasi Permintaan (Demand Pull Inflation)
Penyebab inflasi ini terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran.
Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.
2. Inflasi Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)
Penyebab inflasi ini disebabkankelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Berkurangnya produksi bisa terjadi akibat berbagai hal seperti masalah pada sumber produksi bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut. Sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.
Meningkatnya biaya produksi juga dapat disebabkan oleh kenaikan harga misalnya kenaikan harga bahan baku. Selain itu juga bisa disebabkan kenaikan upah atau gaji, contohnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Advertisement
Pentingnya Kestabilan Harga
Adanya inflasi dapat berpengaruh terhadap masyarakat dan perekonomian suatu negara. Bagi masyarakat umum, inflasi menjadi perhatian karena inflasi langsung berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup, dan bagi dunia usaha laju inflasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membuat berbagai keputusan.
Inflasi juga menjadi perhatian pemerintah dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat pengaruhnya yang sangat luas terhadap kehidupan masyarakat, maka setiap negara, melalui otoritas moneter atau bank sentral, senantiasa berusaha untuk dapat mengendalikan laju inflasi agar tetap rendah dan stabil.
Di Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral merupakan lembaga yang mendapat mandat dari undang-undang untuk mengendalikan laju inflasi. Dilansir dari Bank Indonesia, 3 alasan pentingnya kestabilan harga sebagai berikut:
1. Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun.
2. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
3. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.
Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
- Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
- Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
- Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
- Indeks harga barang-barang modal
- Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Advertisement
Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP, yaitu:
- Kelompok Bahan Makanan
- Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
- Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
- Kelompok Sandang
- Kelompok Kesehatan
- Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
- Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan