Sukses

Menko Luhut: Pemilu Tak Bikin Ekonomi Kacau

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri pertemuan dengan para pengusaha dan investor pada hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri pertemuan dengan para pengusaha dan investor dalam acara Foreign Policy Comunity of Indonesia CEO di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Senin (18/3/2019).

Luhut mengungkapkan, banyak isu-isu terkini yang dibahas dalam pertemuan yang digelar tertutup tersebut. "Bicara soal ekonomi, soal pemilu, soal keamanan, gitu-gitu aja," kata Luhut saat ditemui usai pertemuan.

Dia menyebutkan, dalam forum tersebut disampaikan pula bahwa kondisi ekonomi saat ini berada dalam kondisi yang stabil. "Disampaikan soal ekonomi kita baik-baik aja, enggak ada yang aneh-aneh," ujarnya.

Selain itu, para investor juga mengaku sangat mengapresiasi kondisi ekonomi Indonesia saat ini. "Bagus, tadi mereka (investor) sangat mengapresiasi," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan meski tahun ini merupakan tahun politik namun tidak ada kekhawatiran yang disampaikan oleh para pengusaha. "Pemilu baik-baik saja, enggak ada masalah juga," ujarnya.

Meski ada masalah yang timbul, namun dia yakin hal-hal tersebut dapat diatasi dan tidak akan menimbulkan kekacauan.

"Ya ada sana - sini sedikit biasa lah, kita kan pengalaman (pemilu) sudah sekian ratus kali, masa kita mau republik kita kacau, kan nggak mau," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Usai Krisis 1998, RI Mampu Cetak Pertumbuhan Ekonomi Stabil

Menteri Keuangan, Sri Mulyani memaparkan kondisi ekonomi dalam negeri saat ini hingga pengaruh ekonomi masa lalu seperti krisis keuangan 1998.

Saat krisis 1998, Sri Mulyani mengatakan, banyak negara tidak mampu segera bangkit dari keterpurukan. Meski demikian Indonesia termasuk salah satu negara yang cepat pulih walau tak secepat Thailand dan Korea Selatan. 

Ia menyampaikan, hal itu menjadi salah satu pembicara dalam dialog kebijakan fiskal, moneter dan investasi 2019 hingga 2024 di Universitas Tarumanegara, Jakarta pada Rabu 13 Maret 2019.

"Indonesia termasuk pulih meski tidak paling cepat. Karena dibandingkan Korea Selatan dan Thailand, kita termasuk agak lambat pemulihan ekonomi nya," ujar Sri Mulyani.  

Sri Mulyani melanjutkan, saat krisis, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan tumbuh negatif 13 persen. Dia pun menganggap, krisis keuangan pada 1997 hingga 1998 paling parah karena membuat keuangan Indonesia kolaps.

"Guncangan besar 1997-1998 karena ada financial crisis karena keuangan kita colabs. Negara yang pernah mengalami krisis keuangan biasanya membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk pulih. Lihat Eropa sekarang dan AS," ujar dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ekonomi Indonesia kini mampu tumbuh stabil usai bangkit dari keterpurukan krisis. Terbukti, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu stabil di atas angka lima persen. 

"Kita pulih dan stabil di atas 5 persen. Meski masih ada beberapa episode yang bikin shock yakni oil boom dan Indonesia kena. Dampak itu relatif, bisa negatif bisa positif, dan ada juga penurunan tajam harga komoditas, kita kena," ujar dia.