Sukses

Realisasi Penyerapan Premium Capai 1,8 Juta KL

Khusus untuk Jawa, Madura dan Bali (Jamali), penyerapan Premium sudah mencapai 0,77 juta KL.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, realisasi penyerapan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis harga premium hingga Februari 2019 mencapai ‎1,8 juta Kilo Liter (KL).

Kepala BPH Migas,  Fanshurullah Asa mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019, kuota BBM Penugasan atau Premimum ditetapkan 11 juta kilo liter (KL). 

"Kuota Premium 2019, 11 juta kilo liter turun dari 2018 11,8 juta KL,” kata Fanshurullah, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (18/3/2019).

Fanshurullah menuturkan, hingga Februari 2019, premium yang sudah tersalurkan mencap‎ai 1,8 juta KL atau 16,75 persen dari kuota Premium yang ditetapkan dalam APBN 2019 sebesar 11 juta KL.

"Realisasi penyerapan Februari 2019, sebesar 1,8 juta KL atau 16,75 persen,” tegasnya.

Khusus untuk Jawa, Madura dan Bali (Jamali), penyerapan Premium sudah mencapai 0,77 juta KL. Kuota untuk ketiga wilayah tersebut ditetapkan 4,45 juta KL. Sedangkan kuota di luar Jamali kuotanya mencapai 6,55 juta KL.

"Konsumsi Premium di luar Jamali 2019 1 juta KL. Sementara Kuota 6,55 juta KL," tandasnya.

 

2 dari 2 halaman

BBM Satu Harga Telah Tersedia di 131 Wilayah Terpencil

Sebelumnya, sebanyak 131 titik lembaga penyalur penyedia BBM sudah dapat melayani distribusi jenis Premium dan Solar satu harga (BBM Satu Harga) di Indonesia.

Pelayanan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar di lembaga penyalur diantaranya sudah menjangkau Kalimantan Barat (Kabupaten Sanggau dan Pesisir Barat) dan Lampung (Kabupaten Lampung Barat).

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (SPBKB) Sukau di Lampung dan SPBKB Ngambur dan Toba di Kalimantan Barat secara resmi melayani BBM Satu Harga telah beroperasi sejak akhir Desember 2018, melengkapi 131 titik lembaga penyalur penyedia BBM Satu Harga di Indonesia.

Ketiga lembaga penyalur tersebut didirikan oleh PT AKR Corporindo Tbk yang dikhususkan untuk wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Dari 131 titik BBM Satu Harga yang terbangun akhir 2018, sebanyak 9 lembaga penyalur dibangun oleh PT AKR Corporindo dan sisanya dibangun oleh PT Pertamina.

"Targetnya 160 titik di pertengahan 2019. Mudah-mudahan di pertengahan 2019 bisa mencapai 160 titik. Kami menugaskan Kepala BPH Migas untuk memonitor pembangunannya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam keterangan tertulis, Minggu (6/1/2019).

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto mengatakan munculnya SPBKB di tiga lokasi tadi diharapkan mempermudah masyarakat mendapatkan akses BBM yang terjangkau.

"Keberadaan SPBKB ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat memperoleh BBM Solar seharga Rp 5.150 per liter, sesuai dengan yang ditetapkan Pemerintah. Di sini juga tersedia bensin AKRA 92," ujar Djoko.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: