Liputan6.com, Dearborn - CEO Ford Jim Hackett mendapat naik gaji sebesar 6 persen tahun lalu dan membawa pulang USD 17,75 juta atau Rp 252 miliar (USD 1 = Rp 14.239). Padahal, laba Ford merosot drastis.
Menurut Bloomberg, laba perusahaan otomotif Ford turun melewati 50 persen tahun lalu. Hal ini pun juga diakui oleh Hackett yang menyebut tahun 2018 sebagai medioker.
Advertisement
Baca Juga
Gaji tahunan Hackett tercatat 276 kali lebih tinggi dari median pegawai di Ford yang membawa pulang USD 64 ribu per tahun (Rp 911 juta).
Sementara itu, Bill Ford yang merupakan keturunan pendiri Ford mendapat kompensasi sebesar USD 13,8 juta (Rp 196,4 miliar) sebagai executive chairman. Nominal itu turun dari yang ia dapat di tahun 2017 sebesar USD 15,6 juta (Rp 222,1 miliar).Â
Jim Hackett diketahui memimpin rencana strukturisasi Ford senilai USD 11 miliar (Rp 156,6 triliun) yang terdiri atas mengurangi pekerjaan, menutup pabrik, memperbarui line up yang menua, serta keluar dari pasar mobil sedan Amerika Utara.
Rencana besar lain Ford tahun lalu adalah menanam modal senilai miliaran dolar untuk mobil listrik dan tanpa awak. Januari tahun lalu, Ford ingin menanam USD 11 miliar (Rp 156,6 triliun) untuk mobil listrik.
Untuk tahun ini, Ford memberikan outlook yang lebih kuat dengan menyebut adanya peluang bagi Ford untuk meningkatkan kondisinya, namun demikian tidak ada proyeksi yang lebih rinci.
Resmi Beraliansi, Volkswagen dan Ford Bakal Kembangkan Van dan Pikap
Volkswagen resmi mengumumkan aliansinya dengan Ford Motor Company, Rabu, 16 Januari 2019. Tujuan kerja sama ini, untuk meningkatkan daya saing serta pelayanan di tengah industri otomotif global yang semakin sengit.
Melansir Newspress, CEO Volkswagen, Dr Herbert Diess dan CEO Ford Jim Hacket, dua perusahaan beda negara ini kolaborasi untuk mengembangkan van komersial dan pikap ukuran sedang. Dua model hasil kerja sama ini untuk dipasarkan secara global, pada 2020 mendatang.Â
Kerja sama Volkswagen dan Ford ini mendorong keduanya melakukan investasi yang lebih efisien, dan menyebar hingga bidang desain kendaraan dengan teknologi yang berbeda.
Jadi, dengan kerja sama keduanya, pada 2023, keuntungan Volkswagen dan Ford bakal meningkat. Selain itu, kedua perusahaan juga sepakat, untuk melakukan pengembangan untuk mobil nirsopir, layanan mobilitas, dan kendaraan listrik.
"Seiring waktu, aliansi ini bakal membantu perusahaan menciptakan nilai dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Kerja sama ini, tidak hanya akan mendorong efisiensi dalam meningkatkan performa, tapi juga kesempatan untuk berkolaborasi membentuk era mobilitas masa depan," jelas Hackett.
Sementara itu, Diess menambahkan jika kerja sama ini bakal memanfaatkan sumber daya kolektif, kemampuan inovasi, dan posisi pasar yang saling melengkapi untuk kebutuhan konsumen.
Advertisement