Sukses

1,2 Juta Rumah Tangga Tak Mampu Bayar Penyambungan Listrik

Pada tahun lalu, rasio elektrifikasi telah mencapai 89,3 persen. Sedangkan pada tahun ini ditargetkan bisa mencapai 99,9 persen.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta PLN dan pemerintah daerah (pemda) untuk memberi keringanan kepada masyarakat terkait penyambungan listrik. Pada tahun lalu, rasio elektrifikasi telah mencapai 89,3 persen. Sedangkan pada tahun ini ditargetkan bisa mencapai 99,9 persen.

"Tentang perluasan akses kelistrikan tahun lalu, ada dari PLN, APBN, swasta rasionya 89,3 persen. Ini sudah lumyan naik 14 persen dalam 4 tahun terakhir. Tahun ini kita canangkan 99,9 persen, kita coba," ujar dia di Kantor Pusat, PLN, Jakarta, Senin (18/3/2019).

Dia mengungkapkan, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi tersebut, salah satu kendala yaitu biaya penyambungan listrik yang dianggap sebagian masyarakat terlalu mahal.

"Tantangannya daya beli masyarakat, ada yang belum mampu bayar biaya penyambungan. Sampai PLN sepakat biayanya Rp 500 ribu untuk yang 450 VA, itu banyak yang tidak mampu," jelas dia.

Menurut Jonan, masih ada sekitar 1,2 juta rumah tangga yang tidak mampu membayar biaya penyambungan listrik. Akibatnya, mereka tidak bisa menikmati layanan listrik meski pasokan listrik ke daerahnya sudah tersedia.

"Kalau ada yang tidak mampu, PLN siapkan CSR, cuma memang terbatas. APBN kita siapkan Rp 6 triliun tahun ini. Yang belum tersambung mungkin 1,2 juta pelanggan rumah tangga, ini belum tercover. Kalau bisa disisikan dari APBD untuk sambungan listrik," ungkap dia.

Jonan menyatakan, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi ini, bukan hanya persoalan ketersediaan pembangkit listrik, tetapi juga soal kemampuan masyarakat melakukan penyambungan listrik.

"Di Gunung Kidul masih ada rumah yang tidak ada layanan listrik. Mudah-mudahan tahun ini selesai. Saya waktu diskusi di Provinsi DIY ada 38 ribu rumah. Kita harapkan hasil elektrifikasi 99 persen tapi harus tetap terjangkau. Karena ini kita berusaha melayani semaksimal mungkin," tandas dia.

2 dari 2 halaman

Masih Ada 24 Ribu Rumah Mencantol Listrik dari Tetangga

PT PLN (Persero) mencatat masih ada 24.227 rumah di Indonesia yang sumber listriknya masih mencantol dari tetangga. Hal tersebut terjadi karena rumah tangga tersebut tidak mampu membayar biaya penyambungan listrik.

Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki PLN saat ini sebanyak 24.227 rumah tangga masih menyalur atau mencantol listrik dari tetangga, diantaranya terdapat di Provinsi Banten.

"Seperti saya laporkan, masyarakat yang listriknya sudah ada tapi tidak bisa menyambung," kata Haryanto, saat menghadiri program ‎Sinergi Untuk Rakyat, di Desa Sindangsari, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).

Program sambung listrik gratis dirasa sangat perlu untuk menekan jumlah tersebut. Sebab ‎kendala biaya menjadikan warga miskin belum dapat mengakses sambungan listrik dari PLN. Sehingga mereka menyambung listrik secara levering atau mencantol dari tetangga yang sudah berlistrik.

"Program bantuan listrik gratis yang tidak mampu ini kan sudah kita laksanakan di beberapa lokasi,‎" tuturnya.

Semua warga miskin yang mendapat bantuan program sambung listrik gratis ini akan mendapatkan sambungan listrik PLN daya 450 Volt Ampere (VA), dengan tarif bersubsidi, listrik yang digunakan adalah sistem layanan prabayar.

Haryanto mengungkapkan, masyarakat yang mendapat penyambungan listrik langsung dari PLN tagihan listriknya lebih kecuil, ketimbang listrik yang mencantol dari tetangga.

"Mesti lebih irit karena pengalaman di tempat lain, mereka mendapat yg sedikit membayar lebih mahal karena tidak ada ukurannya. Biasanya pemilik rumah asli uangnya nggk cukup maka dipasang tarif yang mahal," tandasnya.