Sukses

Tanggapan Menko Darmin soal The Fed Tahan Suku Bunga

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution angkat bicara soal langkah the Fed mempertahankan suku bunga acuan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, langkah tersebut memang seharusnya diambil lantaran bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) tentu turut memperhatikan kondisi ekonomi AS.

"Iya enggak akan naikkan lah (suku bunga acuan) ekonominya enggak bagus-bagus amat. Jangan takut," kata dia, saat ditemui, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (21/3/2019).

Melihat hal tersebut, Darmin  Nasution prediksi Bank Indonesia (BI) akan turut menahan suku bunga acuan.  "Ya kita juga arahnya enggak usah naikan (suku bunga juga)," ungkapnya.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini mengatakan situasi perekonomian domestik yang sedang bagus dapat menjadi pertimbangan otoritas moneter tersebut untuk tak menaikkan suku bunga. "Bagus-bagus saja. Tidak ada gejolak," tutur dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengambil sikap kebijakan kurang agresif usai menggelar pertemuan selama dua hari.

Hal ini menunjukkan the Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada 2019 di tengah ekonomi yang melambat dan mengumumkan rencana akhiri program pengurangan neraca pada September.

The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 2,25 persen-2,5 persen.

Suku bunga acuan ini digunakan sebagai kunci untuk menentukan suku bunga untuk sebagian besar utang konsumen dengan tingkat bunga yang dapat disesuaikan antara lain kartu kredit dan pinjaman rumah.

Langkah the Fed sesuai harapan dan permintaan pasar. Pembuat kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) mengambil perubahan tajam dari proyeksi kebijakan sebelumnya.

The Fed kembali menegaskan janjinya untuk sabar terhadap kebijakan moneternya. Selain itu, the Fed menyatakan akan mulai perlambat pengurangan kepemilikan obligasi pada Mei dengan menurunkan batas bulanan menjadi USD 15 miliar dari USD 30 miliar.

Dengan pengumuman yang digabung berarti setelah pengetatan kebijakan moneter pada tahun lalu, the Fed berhenti pada kedua sisi untuk menyesuaikan pertumbuhan global yang lebih lemah dan pandangan agak lebih lemah untuk ekonomi AS.

"Mungkin perlu beberapa waktu sebelum prospek lapangan kerja dan inflasi jelas menyerukan perubahan kebijakan. Kami melihat tidak perlu terburu-buru untuk segera melakukan," ujar pimpinan the Fed, Jerome Powell, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis 21 Maret 2019.

Perkiraan ekonomi terbaru yang dirilis pada akhir pertemuan juga menunjukkan para pembuat kebijakan telah mengabaikan proyeksi kenaikan suku bungada 2019, dan melihat hanya satu kenaikan suku bunga pada 2020.

Usai pengumuman itu, prediksi mulai memberi harga untuk peluang penurunan suku bunga lebih baik dari pada tahun depan. Powell mendorong kembali pada pandangan itu dan mengatakan ekonomi AS berada di tempat yang baik dan prospeknya "positif".

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Â