Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pihak menyebut ada beberapa kesamaan antara dua kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines dan Lion Air. Menanggapi hal ini, Ketua Subkomite Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo mengatakan alangkah baiknya jika kedua negara bekerjasama.
"Katanya ada kemiripan antara Etiopia dengan Lion Air kalau ada kemiripan alangkah baiknya kami bekerja sama supaya bisa berbagi data informasi untuk peningkatan keselamatan," kata dia, saat ditemui, di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
"Kami bisa menyadari saat ini bertapa mereka sibuknya seperti apa. Sama seperti kami alami di minggu-minggu pertama," lanjut dia.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, pihaknya telah mengirimkan surat ajakan kerjasama dengan pihak Etiopia, baik via surat elektronik maupun lewat berbagai otoritas yang saat ini terlibat dalam investigasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.
"Kita juga kirim lewat teman kita di NTSB (KNKT Amerika Serikat), karena juga terlibat investigasi mereka kita kirim juga ke teman-teman kita di Prancis, BEA (Badan pengawas keselamatan penerbangan Prancis), karena black box Etiopia dibaca di Prancis."
Kabar terakhir surat yang berisi ajakan Indonesia tersebut sudah diterima dan dikaji oleh pihak Etiopia. "Nah sampai dengan tadi malam. Surat kita sudah diterima oleh otoritas Etiopia, mereka sedang melakukan kajian apa perlu atau tidak bekerjasama dengan Indonesia," tandasnya.
Sebelumnya, KNKT menjanjikan akan segera merampungkan proses penyelidikan terkait jatuhnya pesawat Boeing Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610, di Perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober 2018. Hasil investigasi ditargetkan akan diumumkan pada Agustus 2019.
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investigasi Lanjutan Boeing 787 Max 8, Menhub Tunggu Rekomendasi FAA
Menteri Perhubungan Budi Karya menanggapi kelanjutan penyelidikan pesawat Boeing 737 Max 8. Investigasi akan dilakukan secara independen, namun tetap membutuhkan rekomendasi dari Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA).
"Kami akan tindaklanjuti apa yang direkomendasikan (Boeing dan FAA). Laik terbang diikuti dengan SOP yang baru atau bahkan ada perubahan yang baru," ungkap Budi di Jakarta, Kamis (21/03/2019).Â
BACA JUGA
Dia juga menyatakan ada kemungkinan perangkat lunak MCAS Boeing akan diubah. Namun dia masih menunggu Boeing mengumumkan hal tersebut.
Sebelumnya, telah diadakan telekonferensi mengenai investigasi jatuhnya pesawat JT 610. Namun Kemenhub belum bisa menginformasikan secara pasti hasilnya karena belum mengikuti telekonferensi tersebut.
Saat ini, Indonesia masih yakin dengan rekomendasi FAA dan akan terus menunggu instruksi selanjutnya. Apalagi pemerintah Amerika Serikat dinilai cukup adil dalam memberikan sanksi-sanksi pada pihak terkait.
"Pasti harus percaya (pada FAA). Apalagi pemerintah Amerika Serikat cukup fair memberi sanksi. Kita tunggu saja," ungkap Budi.
Advertisement