Sukses

Terminal 2F Bandara Soetta Bakal Khusus Layani Maskapai Berbiaya Murah

Strategi menjadikan Terminal 2F Bandara Soetta khusus untuk LCC agar segmentasi setiap terminal berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Angkasa Pura (AP) II tengah mempersiapkan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta), sebagai terminal dengan budget termurah atau low cost carrier (LCC).

Persiapan untuk menjadikan Terminal 2F sebagai terminal yang menawarkan ketentuan tarif yang lebih murah ketimbang dengan terminal lain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, telah mendapat respons positif dari Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata.

“Hari ini kami (Kemenpar dan AP II) membahas bahwa kami akan secara formal mengoperasikan Terminal 2F sebagai LCCT pada 1 Mei mendatang. Hal ini sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden yang kemudian diinstruksikan melalui Menteri BUMN, Menteri Perhubungan dan Menteri Pariwisata,” ujar Presiden Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, seperti ditulis Jumat (22/3/2019).

Strategi menjadikan Terminal 2F Bandara Soetta khusus untuk LCC agar segmentasi setiap terminal berbeda. Khususnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang memiliki Terminal 1,2,3 dan sebentar lagi akan ada Terminal 4.

“Ditambah lagi akan dibangun terminal khusus umrah, sehingga perlu ada segmentasi setiap terminal. Kami sudah melaporkan kepada Menteri perhubungan dan responsnya positif,” terang Awaluddin.

Kepada Angkasa Pura II, Menteri Pariwisata Arief Yahya, meminta secara teknis, penambahan parking stand dan contact stand maskapai khusus LCC dari yang ada saat ini. Sebab, untuk mendukung pariwisata salah satu yang menambah volume inbound traffic atau foreign tourist arrivals dari LCCT.

Hal teknis lain yang diprioritaskan adalah pelayanan simple yang tidak terputus. Sebab, para penumpang LCC kebanyakan budget traveler yang memang dari sisi waktu, biaya, kemudahaan, khususnya memerlukan kecepatan sampai ke lokasi tujuan.

Layanan yang berbasis digitalisasi sangat membantu, di samping konsep layanan yang berbasis self service. "Selain itu dari sisi udara pun, ground time LCC berbeda dengan full service carrier. Kalau LCC paling lama satu jam, sedikit sekali ground time,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tarif

Tarif maskapai juga dimungkinkan tidak flat. Akan akan diferensiasi tarif, dalam artian dapat dinamis. Contohnya untuk maskapai yang landing atau take off pada siang hari, tarifnya akan sangat berbeda dengan kalau maskapai yang take off atau landing malam hari.

"Kenapa? Kan kalau di malam hari okupansi traffic sedang turun. Sehingga kita juga bisa mengoptimalkan atau mengutilisasi terjadinya peningkatan alat produksi kita yang sebelumnya idle,” katanya.

Pada Terminal LCC ini, nantinya akan ada 10 maskapai yang beroperasi. Dalam waktu dekat, akan ada dua maskapai lagi yang bergabung, yakni Indigo dari India dan Zandong dari Cina.

Sementara, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan, kedatangannya ke gedungAirport Operation Control Center atau AOCCdalam rangka mempersiapkan akses udara untuk mencapai target 20 juta wisman.

“Khususnya persiapan untuk mengoperasikan LCCT, karena tanpa adaLCCT sulit target tersebut tercapai. Untuk diketahui pertumbuhan LCC didunia itu mencapai 20 persen. Sedangkan yang full service carrier itu hanya 5 persen. Kita mulai dari Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta. Diharapkan bulan Mei sudah benar-benar fully operation,” tandasnya. (Pramita Tristiawati)