Sukses

Sri Mulyani: Dibangun Pakai Duit Rakyat, Warga Harus Ikut Jaga MRT Jakarta

Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta warga ikut menjaga MRT Jakarta. Sebab, pembangunan moda transportasi modern ini menggunakan uang rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menginginkann agar kehadiran Moda Raya Terpadu/Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta bisa dijaga bersama oleh seluruh masyarakat. Sebab, pembangunan moda transportasi modern ini menggunakan uang masyarakat.

"Seluruh masyarakat dapat ikut berpartisipasi untuk menjaga kebersihan, pengelolaan, dan ketertiban MRT Jakarta. Karena ini adalah dibangun oleh uang rakyat, uang kita semua," ujarnya di kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (24/3/2019).

Sri Mulyani mengatakan adanya MRT Jakarta ini juga diharapkan dapat memecah kemacetan di Ibu Kota. Sebab, moda transportasi modern ini memiliki kemampuan mobilitas yang besar dan cepat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jakarta.

"Ini merupakan investasi yang berharga untuk Jakarta, yang traffic-nya begitu besar dan mobilitas masyarakatnya begitu cepat. Kita berharap proyek seperti MRT akan bisa memecahkan masalah kemacetan," imbuhnya.

MRT Jakarta yang rampung saat ini merupakan Tahap I yakni rute Bundaran HI - Lebak Bulus, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembangunan Tahap II rute Bunderan HI-Kota. Nantinya, MRT Jakarta ini juga kan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yakni Transjakarta dan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT).

"Seluruh moda transportasi akan dihubungkan, jadi yang ini pun akan dibangung tahap keduannya dan dihubungkan dengan moda transportasi seperti Transjakarta dan LRT," katanya.

Seperti diketahui, MRT Jakarta membuka uji coba publik sejak 12-23 Maret 2019. Lintasan sepanjang 16 kilometer itu melawati sebanyak 13 stasiun. Tujuh diantaranya adalah stasiun layang yang berada di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Sedangkan stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com