Sukses

Menko Luhut: Persoalan Sampah Mudah Diatasi Jika Dikerjakan Bersama

Volume sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi akan terus melonjak setiap per tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menilai bahwa banyak permasalahan nasional yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Salah satunya yakni mengenai sampah.

"Masa otak bangsa kita yang hebat-hebat ini cuma ngurusin sampah aja tidak bisa? Bisa tidak kita? Ayo! sampah ini menurut saya super masalah yang harus kita selesaikan," kata Luhut saat dijumpai di Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).

Luhut mengatakan, apabila ini dilakukan secara serius maka bukan tidak mungkin persoalan ini bisa segera diatasi. Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat hingga para pemangku kepentingan agar berperan aktif dalam persoalan sampah.

"Jangan belum mulai apa-apa sudah bilang kurang ini kurang ini. Pasti ada kurangnya, kalau ini sudah kita mulai menggunakan spirit yang bagus, saya liat tidak ada masalah saya percaya ini bisa," jelasnya.

"Mari ayo kita kerjakan ini dan saya pikir kita tidak perlu banyak omong mengenai ini," tambahnya.

Sebelumnya, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faisal memperkirakan, volume sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi akan terus melonjak setiap per tahunnya. Ini terlihat dari total produksi sampah yang hasilkan DKI Jakarta saja mencapai 7-8 ribu ton per harinya.

"Di tempat ini tidak kurang dari 7.000 ton sampah diangkut dari Kota Jakarta, dan dilayani 1.200 truk sampah. Volume sampah diperkirakan akan terus meningkat 400 ton per tahun," katanya

"Artinya sudah saatnya kita sudah harus memikirkan bagaimana kita mengakhiri proses pengolahan sampah di Bantargebang ini," sambung dia

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menristekdikti Ingin Ada Aturan Wajib Sampah Berbayar

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir, menginginkan adanya kebijakan berbayar yang dikenakan kepada masyarakat yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

Langkah ini perlu dilakukan, mengingat Indonesia saat ini dalam keadaan darurat sampah. "Kalau bisa membuat satu peraturan bagaimana masyarakat wajib membuat sampah bayar gitu," jelas dia, di Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).

Dia mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat selama ini kurang dalam urusan sampah. Padahal, tanggung jawab sampah menjadi persoalan individu bagi setiap masyarakat khususnya di Indonesia.

"Cuma kita tidak sadar dan membuang sampah dikira bukan kewajiban individu, kalau tidak rasanya sampah menjadi kewajiban pemerintah padahal ini adalah kewajiban masyarakat," tegas dia.

Untuk itu, dia menekankan agar persoalan sampah ini tidak hanya menjadi urusan pemerintah saja. Melainkan perlu keterlibatan seluruh pemangku kepentingan hingga pihak-pihak terkait lainnya.