Sukses

Sering Pindah Kerja Ternyata Bermanfaat Buat Karier

Meski terlihat tidak loyal, pindah kerja bisa memberi segudang manfaat.

Liputan6.com, Jakarta - Isu pindah kerja sedang marak di kalangan milenial. Generasi yang lahir di rentang tahun 1980 hingga akhir 2000an ini dianggap memiliki kebiasaan gonta ganti kerjaan.

Millenial dinilai mudah bosan jika suatu pekerjaan tidak memberikan kesan menantang dan membuat diri mereka berkembang.

Meski terlihat tidak loyal, ternyata sering pindah kerja dapat memberikan manfaat untuk pendewasaan seseorang.

Dalam acara Impact Talks: Leadership, Career, Scholarship yang diadakan Kantor Staf Kepresidenan bekerja sama dengan Universitas Prasetya Mulya beberapa waktu lalu, dibahas bahwa dengan karier yang berubah-ubah bisa memperluas sudut pandang seseorang.

"Saya dulu kerja di sektor corporate banking, lalu pindah microfinance, pindah lagi ke sektor perbankan lainnya, di swasta tentunya. Sekarang saya di Kantor Staf Kepresidenan. Saya sering banget pindah kerja, tapi itu bukan hal buruk. Pindah-pindah kerja bikin kita punya pandangan yang luas dan terbuka, saya bisa bandingin sektor swasta dan publik, masing-masing ada kekurangan dan kelebihan," ujar salah satu narasumber, Aditya Mandarizky seperti ditulis Kamis (4/4/2019).

Aditya adalah tenaga ahli muda di Kantor Staf Kepresidenan. Dia bersama 3 narasumber lain; Elisa Suteja, Armedya Dewangga dan Grace Dewi menjadi narasumber di diskusi tersebut. Banyak pelajaran tentang karier yang dibagikan oleh para narasumber kepada mahasiswa yang hadir saat itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pindah karier juga bisa menuntun seseorang menuju passion

Selain bisa memperluas sudut pandang, pindah karier ternyata bisa menuntun seseorang menuju pekerjaan yang benar-benar menjadi passionnya. Seperti yang disampaikan Elisa, yang awalnya bingung mencari pekerjaan.

"Saya awalnya bingung habis lulus, akhirnya bekerja di Tokopedia. Selama kerja di Tokopedia saya belajar banyak tentang venture capital, investasi, teknologi yang digunakan dan lainnya, akhirnya saya pindah ke East Venture yang mendanai perusahaan start-up di Indonesia. Sudah paham dunia permodalan, saya akhirnya buka bisnis Fore Coffee dan fokus di sini, disamping jadi Senior Analyst di East Venture," ungkapnya.

Sama halnya dengan yang diungkapkan Grace. Pegawai muda Kantor Staf Kepresidenan ini ternyata pernah kerja di Nasa sebagai peneliti.

"Saya coba banyak karier setelah lulus. Waktu itu sempat jadi peneliti di Nasa, lalu pindah ke venture capital yang fokus membiayai start-up yang berhubungan dengan sains. Saya juga pernah bantu riset di Bank Indonesia Cabang New York," ujarnya.

Setelah menguasai banyak sudut pandang, akan lebih jelas bagi seseorang untuk menentukan karier yang ingin ditekuni.