Sukses

Pertumbuhan Nasabah Tabungan Haji CIMB Niaga Syariah Capai 40 Persen

CIMB Niaga Syariah mengoptimalkan penawaran Tabungan iB Pahala yaitu tabungan bagi calon jamaah haji dan umrah.

Liputan6.com, Jakarta - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) mengoptimalkan penawaran Tabungan iB Pahala, yaitu tabungan bagi calon jemaah haji dan umrah.

Pada 2018, CIMB Niaga Syariah sebagai salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan lbadah Haji (BPS-BPIH) menghimpun dana haji sebesar Rp 2,153 triliun dari 87.865 nasabah. 

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, mengatakan pertumbuhan nasabah tabungan haji CIMB Niaga Syariah meningkat hingga 40 persen menjadi 42.196 nasabah pada 2018.

"Sehingga menempatkan kami sebagai bank dengan jumlah tabungan haji terbesar kelima di Indonesia," ujar dia di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (27/3/2019).

Meningkatnya kepedulian masyarakat akan masa tunggu haji membuat potensi tabungan haji di bank syariah terus meningkat.

Dengan masa antrean panjang untuk bisa mendapatkan slot beribadah haji, masyarakat pun semakin giat mengumpulkan dana agar bisa berangkat ke Tanah Suci.

CIMB Niaga Syariah menyiapkan tabungan bagi calon jemaah haji dan umrah dengan berbagai fasilitas.

Pertama, bebas biaya administrasi bulanan bagi hasil sebesar 45,83 persen, serta dilengkapi kartu debit dengan fasilitas bahasa Indonesia yang dapat digunakan di lebih dari 100 jaringan ATM Al-Rajhi di Arab Saudi.

"Selain itu, dana haji yang disimpan di CIMB Niaga Syariah bukan dalam bentuk dana murah, tetapi dimasukkan ke dalam deposito," ujar Pandji. 

Head of Syariah Consumer Banking CIMB Niaga Syariah, Diah Rachma Paramaiswari, mengatakan ada mekanisme tertentu yang dilakukan CIMB Syariah untuk mengelola dana haji. Nasabah di CIMB Niaga Syariah harus menabung hingga Rp 25 juta untuk mendapatkan slot berangkat haji. 

Selama nominal tabungan di bawah Rp 25 juta, portofolio dana tersebut masih atas nama nasabah. Namun ketika tabungan sudah di atas Rp 25 juta, maka dana tersebut akan dikelola dalam bentuk deposito. 

Diah mengatakan pihaknya menggencarkan produk tabungan haji dan umrah ini untuk menghindarkan nasabah dari jerat utang untuk berangkat haji.

"Banyak sekarang pembiayaan multifinance yang ngasih talangan dana untuk haji. Tapi kan harus dilunasi. Kami juga kerja sama dengan agen travel. Belum jadi fokus utama, tapi itu sudah berjalan," ucapnya.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Incar Pembiayaan Tumbuh 30 Persen pada 2019

Sebelumnya, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah menargetkan pembiayaan tumbuh sebesar 30 persen pada 2019. Target pembiayaan ini sama seperti target tahun lalu. 

"Tahun lalu pun kita targetkan tumbuhnya 30 persen, tapi melampaui-lah jadi 58,8 persen financing-nya. Tahun ini 30 persen juga," ujar Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji Djajanegara di kantornya, Jakarta, Rabu, 27 Maret 2019.

Pandji mengatakan, target penyaluran pembiayaan tidak dinaikkan dibanding tahun lalu dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Pertama, mempertimbangkan kualitas penyaluran kredit dan kedua tahun politik. 

"Kedua, ini kan tahun politik nih, jadi kita berhati-hati dalam memberikan financing, lebih selektif-lah. Ketiga, kita akan melihat juga sumber dananya," ujar Pandji. 

Pandji melanjutkan, CIMB Niaga Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 26,51 triliun pada 2018. Kontributor utama peningkatan pembiayaan tersebut yaitu dari segmen korporasi dan mortgage (KPR iB), masing-masing tumbuh 85,5 persen atau Rp 11 triliun dan 60,4 persen atau Rp 87 triliun.

"Pembiayaan yang kami lakukan selalu didasari dengan prinsip kehati-hatian dan mengutamakan kualitas pembiayaan, sehingga kami bisa menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) di posisi 0,98 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan syariah," tutur dia.

Sementara itu, dari sisi pendanaan, sepanjang 2018 CIMB Niaga Syariah dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 23,71 triliun, tumbuh 19,1 persen dari posisi tahun lalu sebesar Rp 19,91 triliun.

Adapun profit before tax (PBT) yang berhasil diperoleh pada 2018 sebesar Rp 701, 61 miliar, meningkat 43,3 persen dari 2017 sebesar Rp 489,68 miliar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â