Sukses

IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan Hari Ini

IHSG diprediksi menguat di kisaran 6.456-6.491.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang ke zona hijau dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.456-6.491

Optimisme investor diperkirakan akan semakin membaik menyambut periode pembagian dividen. Untuk itu, laju IHSG diprediksi ditutup menguat pada perdagangan saham hari ini.

"Meski pergerakan diperkirakan masih cukup fluktuatif dipengaruhi oleh ketidakpastian dari faktor global, namun terlihat kecemasan diakibatkan inversi yield obligasi Amerika Serikat (AS) mulai mereda," tutur Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Dia melanjutkan, IHSG kemungkinan menguat berada di kisaran 6.456-6.491.

Menambahkan, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengungkapkan, kini, sentimen selanjutnya investor menanti refleksi dari pertumbuhan GDP di AS dan Eropa, consumer spending di AS dan penjualan ritel di German.

"Peluang kenaikan juga masih terlihat cukup besar ditengah gejolak market global dan regional. Kemungkinan IHSG akan berlabuh di rentang 6.356 - 6.498," ujarnya.

Adapun dirinya menyarankan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sementara itu, Dennies menganjurkan saham PT AKRA Corporindo Tbk (AKRA), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

2 dari 2 halaman

IHSG Menanjak 36,05 Poin Berkat Aksi Beli Investor Asing

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan saham. Hal itu didukung aksi beli investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (28/3/2019), IHSG menguat 36,05 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.480,78. Indeks saham LQ45 menguat 0,85 persen ke posisi 1.019,01. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.480,78 dan terendah 6.445,35.

Total frekuensi perdagangan saham 404.585 kali dengan volume perdagangan saham 13,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 278,99 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.242.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar susut 0,76 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan melonjak 1,22 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Kemudian sektor saham infrastruktur menanjak 1,03 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 0,45 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham YELO melonjak 25 persen ke posisi Rp 350 per saham, saham VINS meroket 16,57 persen ke posisi Rp 119 per saham, dan saham JAWA mendaki 13,33 persen ke posisi Rp 136 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JPFA susut 9,3 persen ke posisi Rp 1.950 per saham, saham FOOD merosot 7,89 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham ERAA tergelincir 5,53 persen ke posisi Rp 1.795 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,16 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,38 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,16 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,82 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,61 persen dan bukukan pelemahan terbesar, indeks saham Shanghai terpangksa 0,92 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,06 persen.

 Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, stabilitas fundamental makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan memberikan efek positif bagi meningkatnya aliran dana yang mengalir ke pasar modal Indonesia.

Di sisi lain, meredanya sentimen kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China turut memberikan katalis positif IHSG.