Sukses

Grab Indonesia Dukung Penerapan Tarif Ojek Online

Grab selaku pihak dari aplikator akan terus intens berkomunikasi dengan pemerintah selaku regulator.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengaku mendukung ketetapan tarif ojek online (ojol) yang diputuskan oleh Pemerintah.

Seperti diketahui, Pemerintah menetapkan besaran tarif ojek online terbagi pada tiga zonasi yaitu Zona I ialah wilayah Sumatera, Jawa dan Bali kecuali Jabodetabek. Zona II Jabodetabek dan Zona III untuk wilayah Sulawesi, Kalimantan hingga Maluku.

"Tentunya kita dukung dan hargai peraturan pemerintah ini. Kita akan kerja sama dengan pemerintah terkait implementasi dari tarif ini bagaimana dan lain-lain," ujar dia di Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2019).

Dia melanjutkan, Grab selaku pihak dari aplikator akan terus intens berkomunikasi dengan pemerintah selaku regulator. 

Dia mengungkapkan, pihaknya mendukung penuh kebijakan pemerintah itu terutama bagaimana ketetapan pemerintah dapat menjembatani kepentingan antara dua pihak yakni pengemudi maupun pengguna ojol

"Jangan lupa ini dari 2 sisi, bukan hanya dari sisi pengemudinya tetapi juga penggunanya. Yang penting adalah membalanced dua-duanya. Kita akan diskusikan bersama-sama," tandasnya.

 

2 dari 2 halaman

Grab Bakal Bangun Shelter di Stasiun MRT

Sebelumnya, Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa pihaknya akan membangun shelter ojek online (ojol) di stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT MRT Jakarta terkait pembuatan shelter. Shelter itu nantinya disediakan untuk turun naik penumpang.

"Kerja sama langsung dengan MRT salah satunya adalah shelters. Kita akan membangun shelters juga nanti," kata dia saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis 28 Maret 2019.

Meskipun demikian dia belum menjelaskan secara detil terkait stasiun MRT mana saja yang akan dilengkapi dengan shelter oleh Grab. Dia hanya menjelaskan shelter tersebut akan dibangun di stasiun yang lokasinya memungkinkan.

"Untuk beberapa stasiun akan dibutuhkan shelter fisik seperti itu tapi untuk beberapa tempat lain kan ada yang tidak memungkinkan. Karena kan beberapa daerah ramai sekali dan jalan protokol," ungkap Ridzki.

Selain pihak MRT, Grab pun telah membicarakan rencana pembangunan shelter dengan Badan Pengatur Transportasi Jakarta (BPTJ). BPJT, kata Ridzki memberikan tanggapan positif alias mendukung rencana tersebut.

"Kita sudah berbicara juga dengan kepala BPTJ, Pak Bambang Prihartono. Beliau memberikan arahan harus dong kemudahan buat para pelanggannya. Kita setuju sekali dan ini ada di dalam rencana kita," tandasnya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â