Sukses

Menko Luhut Bertemu Dubes China, Bahas Apa?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menggelar pertemuan dengan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menggelar pertemuan dengan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian, di Kemenko Maritim.

Dia mengatakan, poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni terkait kerja sama Indonesia dengan China di bidang penelitian maupun pengembangan SDM.

"Mengenai research tadi itu. kita  ketinggalan research, dia mau nanti ujungnya itu pelatihan kita buat vokasional training, bikin politeknik, itu kerjanya di situ," kata dia, saat ditemui, di Kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2019).

"Ya training tadi. kita buat tadi, itu bisa angkanya besar saya enggak tahu berapa puluh ribu nanti yang training itu," ia menambahkan.

Meskipun demikian, dia mengatakan detail kerja sama, seperti bentuk-bentuk pelatihan yang akan diberikan masih sedang disusun.

"Macam-macam bentuknya nanti mereka bikin formatnya dan bukan hanya itu, research misalnya ini Tiongkok leading dalam masalah bidang metal, itu metologi. Ini sudah saya minta cari teknologinya. Itu bagaimana menyerap cobalt dari nikel. Itu salah satu contohnya. jadi tidak ada zero waste jadinya. Bagus," ungkap Luhut.

Anggaran untuk implementasi kerja sama ini, kata Luhut akan berasal baik dari Indonesia maupun China. "Dari mereka, dari kita boleh, joint lah selalu joint tidak boleh sendiri," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Luhut: Penerapan Industri 4.0 Kurangi Korupsi

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya Indonesia untuk terus ikuti perkembangan teknologi termasuk di industri.

Ia menyampaikan, hal itu saat menghadiri ulang tahun ke-10 PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Saat ini, Indonesia gencar mengkampanyekan mengenai industri 4.0

Secara global, revolusi industri 4.0 ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi dan semakin konvergensinya batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi.

"Industri 4.0 ini menurut saya harus betul-betul kita cermati dengan arif dan pendidikan untuk ini harus betul-betul disebarkan secara luas," ujar Menko Luhut di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis 28 Maret 2019.

Luhut melanjutkan, penerapan industri 4.0 dapat menekan perilaku korupsi. Sebab, industri 4.0 lebih banyak mengandalkan digital dari pada manual. Artinya, sistem ini meminimalisir pertemuan antar orang dengan orang dalam pengurusan izin atau yang lainnya.

"Jadi karenanya ini penting industri 4.0 di perbankan, tadi sudah saya katakan seperti OSS (online single submission) akan membuat korupsi berkurang karena orang sudah tidak ketemu orang lagi tapi ketemu mesin. Ini capaian luar biasa dari Presiden Jokowi," ujar dia.

Mantan Menteri Polhukam itu melanjutkan, penjajahan ke depan bukan lagi penjajahan teritorial. Namun, lebih kepada penjajahan teknologi dan ekonomi. Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak agar mampu bersaing menciptakan teknologi baru.

"Kita tidak akan mungkin dijajah secara teritorial. Yang ada bisa penjajahan teknologi atau ekonomi itu perkiraan strategis. Oleh karena itu postur kita harus mengarah ke sana tanpa kita masuk teknologi tadi kita ketinggalan," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.