Sukses

Harga Emas Bangkit dari Level Terendah 10 Minggu

Harga emas menguat karena investor mengabaikan data ekonomi AS yang membaik.

Liputan6.com, Chicago Harga emas menguat pada hari Kamis (Jumat pagi WIB), setelah menyentuh level terendah hampir 10 minggu di awal sesi karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat ditopang data pekerjaan AS, sementara investor menunggu kejelasan tentang pembicaraan perdagangan AS-China.

Dilansir dari Reuters, Jumat (5/4/2019), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.292,72 per ounce. Harga emas berjangka AS cenderung stagnan di kisaran USD 1.294,3.

Logam mulia sebelumnya menyentuh level terendah sejak 25 Januari di level USD 1.280,59 terbebani oleh dolar yang lebih kuat.

Dolar naik 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang karena klaim pengangguran AS mencapai level terendah 49 tahun pekan lalu, menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan meskipun pertumbuhan ekonomi melambat.

Namun, data beragam sepanjang minggu dari seluruh dunia tidak meyakinkan pasar bahwa semuanya baik-baik saja. Analis sekarang menunggu data payroll non-pertanian AS yang diawasi ketat pada hari Jumat untuk petunjuk lebih lanjut tentang kekuatan ekonomi AS.

Investor juga mengamati perkembangan dalam konflik perdagangan AS-China, dengan Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan tanggal untuk pertemuan puncak dengan Presiden China Xi Jinping.

Kepemilikan di dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Rabu. Holdings berada di level terendah sejak 17 Desember di 24,57 juta ounce.

Di antara logam mulia lainnya, harga platinum di pasar spot naik 2,6 persen menjadi USD 897,25, setelah sebelumnya mencapai tertinggi sejak pertengahan Juni di USD 901,49.

Platinum melonjak 3,4 persen di sesi sebelumnya, terbesar dalam lebih dari dua tahun. Palladium turun 2,8 persen menjadi USD 1.365,01 dan perak sedikit berubah pada USD 15,13 per ounce.