Liputan6.com, Jakarta Perusahaan ritel Goro Super Grosir di bawah naungan PT Berkarya Makmur Sejahtera menargetkan ekspansi enam gerai pada tahun ini. Penambahan gerai seiring pertumbuhan bisnis serta untuk menangkap peluang di masa mendatang.
“Hingga akhir tahun 2019 ini, diperkirakan ada lebih dari 6 stores dibuka dan warung GORO akan ada di setiap desa. Hal ini dilakukan demi menggiatkan kembali prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan yang dapat menjangkau masyarakat hingga level bawah,” kata Komisaris Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Hutomo Mandala Putra dalam keterangannya, Senin (8/4/2019).
Pria yang akrab disapa Tommy Soeharto ini menuturkan jika ke depan, Goro Super Grosir akan melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia. Bahkan targetnya, di setiap provinsi akan ada toko Goro dan setiap kecamatan satu Goro Kemitraan, serta sampai ke desa-desa Goro Chanelling.
Advertisement
Adapun hingga saat ini, Goro telah ada antara lain di Cibubur Bandung, Wonosobo, Surabaya, dan Papua. Kemudian 69 gerai e-Warung Goro yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Cukup mengejutkan dan telah melampaui ekspektasi awal kami, di mana pemberdayaan ekonomi melalui GORO ekosistem ini terjadi dalam waktu singkat dan mendapatkan respon yang sangat baik dari pelbagai daerah,” ungkap Tommy.
Untuk transaksi jual beli di Goro Super Grosir, lanjut dia, ke depan akan bisa dilayani melalui pembelian secara daring (online).
Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera Milasari Kusumo Anggraini menambahkan, pihaknya juga telah melakukan grand opening Goro Super Grosir di Cibubur.
“Pengembangan usaha melalui ‘ekosistem Goro’ yang merupakan contoh dari pemberdayaan ekonomi UMKM yang dikerjakan secara gotong royong. Bentuk nyatanya berupa retail bahan pokok atau gerai UMKM yang melibatkan pemasok seperti petani dan peternak dan pedagang kecil di level ekonomi mikro,” ujarnya dia.
Menurut Milasari, sampai saat ini ritel Goro sudah hadir di lima lokasi yakni Cibubur, Surabaya, Wonosobo, Bandung, dan Papua serta memiliki total 69 warung yang disebut e-warung GORO di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Karawang, serta menggandeng 8 mitra koperasi. “Lebih dari 50 komunitas dan lebih dari 100 UKM telah bergabung dengan kami,” paparnya.
Dia menambahkan pertumbuhan bisnis Goro mencapai rata-rata positif (positive average) di Cibubur sebesar 23 persen dan 27 persen di total all stores. Perkembangan tersebut tentunya tidak lepas dari kepercayaan masyarakat dan antusiasme serta aspirasi yang luar biasa.
“Bahkan saat ini tercatat sudah ada 8 kemitraan bergabung dalam waktu 5 bulan dan lebih dari 5.000 pelanggan terdaftar aktif di Cibubur. Mereka antara lain adalah para pemilik usaha warung, resto, katering, kafe, kantor, hingga rumah tangga,” tambah Mila.
Selain kemitraan yang erat secara gotong-royong yang berkembang bersama Goro, Milasari mengatakan, GORO adalah ritel pertama dan satu-satunya saat ini di sektor ritel ataupun grosir yang menjangkau para difabel.
Sarinah Targetkan Pendapatan Rp 892 Miliar Tahun Ini
Kinerja PT Sarinah (Persero) terus meningkat. BUMN yang mengelola perdagangan, ritel dan properti ini menargetkan dapat meraih pendapatan hingga Rp 892 miliar di 2019.
Direktur Utama PT Sarinah, Sugiarta Yasa mengatakan, pendapatan Sarinah naik 156 persen menjadi Rp 724 miliar pada 2018. Pendapatan sebagian besar diperoleh dari lini perdagangan yang menyumbang sekitar 70 persen dari total pendapatan. Sementara untuk laba, Sarinah meraup Rp 20 miliar tahun lalu.
"Tahun 2018 pendapatan kami naik 156 persen jadi Rp 724 miliar. Untuk laba Rp 31 miliar itu sebelum pajak, setelah dipotong pajak jadi Rp 20-an (miliar). Sebagian besar dari trading," jelas Sugiarta di Gedung Sarinah Departemen Store, Selasa (19/3/2019).
Menanggapi fenomena industri ritel yang sedang melempem, Sugiarta menyatakan Sarinah memang sedang berbenah. Bila sebelumnya lini perdagangan mendominasi bisnis ini, kini Sarinah akan fokus dalam bisnis ritel dengan membuat penjualan produk terdigitalisasi dan mengoptimalkan online store Sarinah.
"Penjualan online sejak akhir 2017 Alhamdulillah berkontribusi meskipun presentasinya belum terlalu besar, kurang dari 10 persen, tapi kami akan terus berusaha masuk ke platform digital karena kalau tidak, Sarinah akan tertinggal," ujar Sugiarta.
Advertisement